LATIHAN, 1
Contoh:
Topik: Ibu
Tema: Ibu adalah orang tua perempuan yang melahirkan kita.
Tema di atas benar, tapi secara puitik dangkal, macam definisi kata di kamus.
Sekarang saya akan masukkan chiffer-chiffer itu ke dalam tema. Misalnya:
Topik: Ibu.
Tema: Ibu adalah sumber kekuatan yang menjadi wujud ilahi di muka bumi (chiffer keilahian).
Atau, secara lebih lengkap:
1. Topik: Ibu
2. Tema: Perjuangan seorang ibu menjadi pedagang sayur demi pengobatan suaminya.
3. Konflik:
– Konflik internal: Seorang Ibu sempat ragu untuk menjadi penjual sayur, karena ia merasa itu adalah pekerjaan yang hina. Namun, kebutuhan keluarga dan demi pengobatan suaminya memaksa ia menjadi penjual sayur.
– Konflik personal: Dua orang anaknya yang masih SMP dan SMA juga tak setuju jika ibunya jadi penjual sayur.
– Konflik sosial: Masyarakat menganggap menjadi seorang penjual sayur di Pasar Tempel adalah pekerjaan yang rendah.
– Konflik dengan alam: Saat musim hujan, rumah ibu itu sering dilanda kebanjiran, dan banyak sayur-sayur yang dibelinya menjadi busuk.
– Konflik dengan Tuhan: Ia juga sering marah, karena Tuhan menimpakan kemiskinan padanya.
4. Chiffer-Chiffer: Seorang ibu berjuang (chiffer perjuangan) menjadi penjual sayur di Pasar Tempel untuk menghidupi keluarganya dan membiayai pengobatan suaminya yang terserang stroke (chiffer penderitaan), tetapi kemudian suami yang dicintainya (chiffer cinta) tersebut meninggal dunia (chiffer kematian).
Sekarang tema yang tadinya dangkal justru menjadi dalam dan konkrit menjadi realitas eksistensial.
Nah, kita bisa berlatih untuk merumuskan tema-tema apa pun di dalam hidup kita, menjadi tema-tema yang mendalam dengan memasukkan chiffer-chiffer ke dalam tema. Sekarang cobalah buat lima tema puisi dengan metode seperti yang saya contohkan di atas.
————————————
@ Ahmad Yulden Erwin