BANDUNG, KabarKampus – GeNose C19, alat skrining Covid-19 dengan tiupan buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) saat ini sudah mulai diujicobakan di tempat-tempat umum di Indonesia. Alat ini memang lebih praktis, karena dapat mendeteksi Covid-19, kurang dari dua menit.
Namun meski diprioritaskan diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19 pada layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri, rupanya GeNose juga dijual di salah satu marketplace di Indonesia. Harganya beragam mulai dari 72 Juta Rupiah hingga 99 Juta Rupiah.
Dari penulusuran KabarKampus, ada empat toko yang menjual GeNose buatan UGM ini di marketplace. Mereka berdomisili di Surabaya, Sudoarjo, Tangerang dan Jakarta.
Lalu apa respon UGM terkait beredarnya penjualan GeNOse di marketplace?
Dr Hargo Utomo, MBA., Direktur Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM menjelaskan, distribusi GeNose sudah dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Saat ini telah ada 3 distributor resmi GeNose C19 dan menyusul 3 distributor lainnya.
Ia juga menjelaskan Harga Eceran Tertinggi (HET) GeNose sebesar Rp 62 juta per unit (sebelum dikenakan pajak). Sehingga tidak diperbolehkan menjual harga di atas tersebut.
“Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut,” tegas Hargo seperti yang disiarkan humas UGM, Selasa, (02/02/2020).
Untuk itu Hargo mengingatkan, agar masyarakat berhati-hati dan waspada dengan tawaran untuk membeli GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Ia juga menegaskan, GeNose secara resmi belum ditawarkan melalui situs belanja online.
Apalagi saat ini GeNose masih diprioritaskan untuk penanggulangan Covid-19. Sehingga belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan.[]