More

    Kita Dituntut untuk Berpikir, Bagaimana Caranya?

    Membaca buku trilogi karya Bung Syarif ini membuat saya berpikir tentang kehidupan keseharian yang konon harus dihadapi dan dijalani dengan berpikir, bahkan berpikir dengan kritis. Namun seringkali saya bertanya pada diri sendiri, apa gunanya berpikir bahkan berpikir kritis jika hidup yang bahagia adalah justru seharusnya tidak pernah berpikir, apalagi berpikir dengan kritis? Kemudian, ketika harus melanjutkan pertanyaan tersebut maka, bagaimana caranya berpikir itu, apalagi jika harus berpikir kritis?

    Dalam diskusi yang singkat dengan Bung Syarif di Ultimus setelah pemberian atau pengasihan (mungkin lebih tepat penyampaian ke saya) buku-bukunya, penandatanganan, dan penulisan pesan demotivatif tersebut; ada beberapa catatan yang bisa saya tuliskan kembali. Motivasi atau hegemoni, demotivasi dalah kontra-hegemoni, memotivasi adalah mengalienasi, dan mendemotivasi adalah membebaskan diri dari pikiran dan hidup yang semu atau hidup dengan kesadaran palsu. Cara berpikir demotivasional adalah berpikir yang historis dan struktural, tanpa historisitas dan strukturalitas, seseorang tidak akan memahami siapa dirinya, di mana posisinya, dan bagaimana seharusnya berperan.

    Buku trilogi demotivasi karya Bung Syarif ini memang subversif, merujuk kepada salah satu upaya pemberontakan dalam merobohkan struktur kekuasaan yang mapan, membahayakan jika dibaca oleh para pekerja yang selama ini merasa dirinya mapan tanpa pernah bertanya tentang dirinya bekerja untuk apa, bekerja untuk siapa, mengapa harus bekerja, dan bagaimana seharusnya bekerja itu? Termasuk ketika setiap orang atau manusia yang hidup tanpa pernah bertanya tentang dirinya hidup untuk apa, hidup untuk siapa, mengapa harus hidup, dan bagaimana seharusnya hidup itu? Awalnya mungkin pertanyaan-pertanyaan itu terkesan akan menghasilkan jawaban-jawaban memotivasi atau motivasional, namun jika dijawab dengan berpikir maka akan menghasilkan jawaban-jawaban mendemotivasi atau demotivasional. Jika tidak percaya, silakan dicoba.

    - Advertisement -

    Membaca buku trilogi demotivasi karya Bung Syarif dan apalagi dengan berpikir ketika dan pasca membaca setiap kalimatnya dengan seksama memang berbahaya. Membahayakan bagi para pembacanya karena akan membuat: pertama akan tertawa sendiri, kemudian menyesali semua yang mungkin sudah dilakukan seumur hidupnya, jika berlanjut maka hubungi dokter atau psikiater…eh, mungkin harus berdoa dengan lebih khusyuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa…bahwa ternyata ketika manusia hidup dituntut untuk berpikir dalam ayat-ayat-Nya, ternyata (salah satu cara untuk memulai agar hidup memang harus dijalani dan dihadapi dengan berpikir) harus dengan membaca buku trilogi demotivasi karya Bung Syarif ini. Jika tidak percaya, sekali lagi, silakan dicoba untuk membacanya.

    Penulis: Virtuous Setyaka, siap menerima hadiah buku, membacanya, dan meresensinya. Dosen S1 HI FISIP, Universitas Andalas, Padang; dan Mahasiswa S3 HI, FISIP, Universitas Padjadjaran, Bandung.               

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here