Mempraksiskan Ilmu dalam Pembangunan
Pada Juli 2022, beliau mengabari saya di waktu pagi bahwa buku terbaru beliau diterbitkan dengan judul “Sustainability Science and Development: Building a Framework to Connect Science to Policy and Action Based-on Indonesian Cases”. Sebuah buku yang menurut beliau sebagai tesis dalam perjalanan keilmuan yang tercatat di dalam berbagai karya sebelumnya dan selama ini. Menurut saya, ini adalah buku yang sangat penting untuk dibaca dan dipahami, karena memperkuat argumentasi yang selama ini saya pikirkan dan coba saya kembangkan serta praktikkan.
Ternyata beliau memang berniat memberikan saya satu eksemplar buku tersebut, sehingga saya bergegas menemui beliau jam 11.30 di kampus, setelah pulang dari RRI Padang untuk mengisi program siaran Bincang Siang tentang Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat berbasis Koperasi. Sebuah buku yang beliau tandatangani dengan pesan khusus: “Semoga sukses dalam perjuangan memajukan ekonomi koperasi (berbasis sustainability science).
Seingat saya, pertemuan yang selalu akrab dengan Bang Prof ini memang pada soal-soal keilmuan dan praktik dari teori-teori pembangunan, agraria, pertanian, dan sosial-ekonomi, pastinya tentu saja koperasi. Saya merasa beruntung sebagai dosen muda dan guru kecil bisa sangat dekat dan akrab dengan dosen senior dan guru besar seperti beliau.
Diskusi dan Debat dengan Bang Prof
Salah satunya adalah tentang mengapa Bang Prof selalu menganjurkan bisnis sosial ketimbang koperasi? Secara paradigmatik, bukankah bisnis sosial adalah kapitalisme yang tobat dan koperasi jelas berangkat dari sosialime yang lebih praktikal? Bang Prof tersenyum seperti biasanya, dan menerima kengototan saya dengan santai. Beliau mengakui bahwa pembangunan pertanian yang kapitalistik selama ini memang tidak menyejahterakan para petani kecil, menghancurkan lingkungan, dan tidak berkeadilan sosial. Beliau berharap dengan bisnis sosial maka situasi dan kondisi berubah, terjadi pembangunan pertanian yang lebih baik dan adil. Beliau sepakat dengan koperasi, itulah mengapa beliau bergabung dengan KMDM.
Ketika mengetahui Bang Prof menjadi Ketua Dewan Profesor, saya langsung bertanya, untuk apa lembaga itu dibentuk? Beliau juga meresponnya dengan arif bahwa akan menggunakannya sebaik mungkin untuk memajukan diskusi akademik, membantu para akademisi untuk berkembang dan memajukan karya akademik mereka, sekaligus sebagai dewan etik akademik untuk kejayaan bangsa.
Pada isu tentang perjokian karya ilmiah, Bang Prof termasuk yang antusias mendiskusikannya di berbagai forum di Universitas Andalas. Saya menjadi orang yang bersemangat untuk merespon hal tersebut dan mempertanyakan apa yang akan dilakukan oleh Dewan Profesor untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut. Tentu saja respon beliau konsisten dengan komitmen yang Bang Prof sampaikan sebelumnya. Saya mengajukan diri untuk dibimbing dan diangkat menjadi murid dalam riset-riset beliau selanjutnya.
Paruh akhir Februari 2023, Bang Prof mengajak saya mendiskusikan berbagai topik, diantaranya tentang konsep interlocking factors market, selain itu juga kajian tentang critical agrarian studies, dan berbagi sumber-sumber pengetahuan tentang analisis data dalam penelitian. Saya memahami, Bang Prof sedang mengarahkan saya untuk memulai dalam menemukan titik di mana kami akan riset bersama.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>