Jokowi dan Hubungan Bilateral Indonesia – Iran
Baru-baru ini Presiden Joko Widodo, Selasa (23/5/2023), menyambut kunjungan resmi Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan perdana Presiden Seyyed Ebrahim Raisi ke Indonesia sejak dilantik sebagai Presiden ke delapan Republik Islam Iran pada 2021. Berbeda halnya dengan kunjungan Presiden AS G. W Bush saat dimasa lalu, kunjungan saat ini terasa hangat, Kota Bogor tidak berubah bagaikan zona perang. Tidak ada ribuan pasukan keamanan berjaga di kawasang ring satu, tidak ada kesatuan anti terror dan kendaraan penyemprot air, panser dan kelengkapan penjinak bahan peledak.
Pertemuan dengan Presiden Iran membahas mengenai situasi geopolitik dunia dan penguatan kerja sama bilateral. Terkait kerja sama ekonomi, Indonesia dan Iran telah menandatangani preferential trade agreement (PTA),dimana ke dua negara dapat bertransaksi langsung menggunakan mata uang masing-masing, tanpa harus ketergantungan kepada nilai tukar mata uang dollar AS, diharapkan dengan penandatangan perjanjian ini nilai perdagangan antar kedua belah pihak akan semakin meningkat.
Nilai kerja sama perdagangan Indonesia-Iran mencapai 257,2 juta dollar AS pada 2022. Angka tersebut meningkat 23 % dari tahun 2021. Indonesia dan Iran juga menjajaki pembentukan kesepakatan B to B,investasi pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan solusi untuk investasi sektor migas. Selain itu, kedua pemimpin negara juga membahas tentang teknologi sinyal perkeretaapian.
Di bidang kesehatan, pembahasan antara lain tentang pilot project untuk telerobotic surgery, pilot project untuk telemedicine, dan kolaborasi telemedicine di 11 puskemas yang telah berjalan. Jokowi juga menyampaikan terkait dengan alih teknologi dan produksi bersama dengan BUMN Indonesia dan kerja sama bioteknologi dan nano teknologi untuk kesehatan, energi pertanian, dan lingkungan.
Sebanyak 10 kesepakatan kerjasama Indonesia-Iran telah ditandatangani. Kerja sama tersebut adalah kerja sama: preferensi perdagangan; pemberantasan peredaran gelap narkotika, zat psikotropika, dan prekursornya; ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi; jaminan produk halal, pengembangan sektor energy, regulasi di bidang produk farmasi, biologi, obat tradisional, kosmetik dan pangan olahan, pembebasan visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, bantuan administrasi timbal balik di bidang kepabeanan, promosi perdagangan, dan program pertukaran kebudayaan.
Hal yang lebih penting Jokowi menyampaikan harapan untuk kerja sama riset bersama, alih teknologi, dan assembly, harapan ini tentunya sangat realistis mengingat pencapaian Iran dalam pengembangan bidang ini sedang mengalami kemajuan yang sangat pesat di antara negara-negara di kawasan Timur Tengah lainnya. Dalam kesempatan yang sama kedua negara juga bersepakat untuk lebih meningkatkan peranan masing-masing dalam berbagai isu internasional yang memerlukan perhatian dan keterlibatan bersama, seperti masalah Palestina dan kesempatan dan peranan pendidikan perempuan di Afghanistan, dan kegiatan kemanusiaan lainnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>