Di sisi lain, ekspresi modus tulisan jelas berbeda. Bukan saja berpikir dalam kerangka bahasa tulisan “memaksa” orang tertib mengikuti kaidah linguistik tertentu, modus tulisan juga mensyaratkan distansi dan sikap reflektif subjek terhadap realitas yang notabene membutuhkan pengendapan sebelum dideskripsikan sebagai paparan. Modus tulisan juga menuntut tertib berpikir berdasarkan kerangka paradigmatik, teoritis, dan metodologis, yang satu dengan lainnya harus koheren dalam lanskap interteks yang luas.
Saya meyakini, modus keberaksaraan, meskipun sebagai tradisi posisinya kini sudah tak sekokoh masa lalu karena kita didera zaman post-truth, namun kekuatan tulisan daripada lisan tetap jauh lebih memadai (adequate) menghadirkan kekuatan logos, memungkinkan pengujian proposisi kebenaran terkait fakta-fakta, serta mampu memberikan tuntunan dan arah transformasi kesadaran kritis bagi publik.
Pun RG tentu saja paham, munculnya tradisi keberaksaraan dalam lingkup yang lebih luas menandai lahirnya modernisme. Penemuan mesin cetak atau Revolusi Gutenberg adalah penanda zamannya. Modernisme adalah sebuah paradigma zaman yang berpusat pada logika sebagaimana pada titik puncaknya dinisbatkan dalam proposisi filosofis Rene Descartes, “aku berpikir maka aku ada”.
Lebih dari itu, ia pasti tahu. Bahwa rasionalitas lahir ketika sebuah masyarakat bukan saja telah sanggup keluar dari cangkang tradisi lisan (oral tradition) yang tradisional dan berbasis mistisisme filosofis, melainkan juga sanggup menjangkahkan kaki—melalui kekuatan refleksi dan abstraksi atas ide atau gagasan—membangun diskursus baru berbasis sikap ilmiah dan fakta-fakta ilmu pengetahuan. Itulah saripati dari tradisi keberaksaraan (literary tradition).
RG tentu juga membaca karya A. Teeuw (1994), Indonesia: antara kelisanan dan keberaksaraan. Menurut Teeuw, Indonesia berada dalam transisi antara fase kelisanan dan fase keberaksaraan. Indonesia berada dalam fase campuran. Sialnya, setelah sekian lama Teeuw menulis buku itu tampaknya posisi Indonesia masih tetap ajeg berada dalam fase transisi itu.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>