More

    Revolusioner Palestina, Ghassan Kanafani: Tanggung Jawab Berkesenian yang Paripurna

    Dimensi lain yang membuat Kanafani kian lengkap adalah komitmen teguhnya terhadap pembebasan Palestina, anti imperialisme, dan sikap revolusionernya. Kendatipun suatu waktu ia menyebutkan, “Posisi politik saya muncul dari menjadi seorang novelis. Sejauh yang saya ketahui, politik dan novel adalah kasus yang tidak dapat dipisahkan dan saya dapat dengan tegas menyatakan bahwa saya menjadi berkomitmen secara politis karena saya seorang novelis, bukan sebaliknya.”

    Pertautannya dengan politik ditandai dengan pertemuannya dengan George Habash, tokoh revolusioner Palestina. Bersama Habash ia bergabung mulai dari Gerakan Nasionalis Arab (ANM) dan menginisiasi ‘Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PLFP). Ghassan menggawangi surat kabar gerakan mulai dari Al Ra’i (Opini), Al Muharrir (Pembebas), dan koran resmi PLFP, Al Hadaf (Sasaran). Di sinilah Ghassan makin terbentuk menjadi sosok yang makin revolusioner.

    Relasinya dengan Habash membawanya menjadi Marxis tulen. Internasionalis. Orang yang meyakini revolusi. Dengan sentuhan Marxisme, Kanafani semakin tajam dalam tulisan-tulisan dan analisis politiknya.

    - Advertisement -

    Bersama Gerakan Nasionalis Arab (ANM) ia mendorong front yang lebih besar. mencanangkan tujuan untuk kemerdekaan Palestina dan persatuan Arab.

    Kemudian setelah kekalahan perang pada 1967, ANM bertransformasi menjadi organisasi politik berhaluan Marxisme di beberapa negara Arab. Dengan cabang di Palestina bernama Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP).

    Dalam internal Palestina formasi gerakan tumbuh dengan organisasi payung lewat Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). PLO menaungi berbagai organisasi gerakan di Palestina dari berbagai lintas spektrum ideologi dan warna politik. Sementara itu PFLP, organisasi di mana Kanafani menjadi biro politik dan juru bicara resminya adalah faksi terbesar kedua setelah Fatah kala itu.

    Karena kapasitas dan kemampuannya Kanafani rutin menjadi wakil Palestina dalam pertemuan-pertemuan internasional. Ia pernah dua kali melawat ke Tiongkok. Pertama bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok saat itu, Chen Yi. Kedua menghadiri pertemuan penulis Afrika dan Asia. Persentuhan ini membawa dia mempelajari perlawanan Vietnam terhadap Imperialisme AS.

    Ini menguatkan pandangan Kanafani yang melihat perjuangan Palestina pada kerangka ekonomi politik. Bahwa biang keladi yang membawa nestapa di Tanah Palestina adalah kolonialisme dan imperialisme. Imperialisme yang sama itu pula beroperasi di Asia, Afrika, dan Amerika Latin. Karenanya bagi Ghassan, upaya melawan Imperialisme membutuhkan front perlawanan internasional antara sesama bangsa terjajah.

    Kanafani dengan jernih menuliskan, “Imperialisme telah meletakkan tubuhnya di seluruh dunia, kepalanya di Asia Timur, jantungnya di Timur Tengah, urat nadinya mencapai Afrika dan Amerika Latin. Di manapun anda melawannya, anda merusaknya, dan anda melayani Revolusi Dunia.”

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here