
Keterpurukan literasi berpengaruh bagi aspek ekonomi, sosial, dan politik. Rendahnya literasi membuat cost sosial semakin tinggi dan berdampak lebih jauh ke segala aspek bidang kehidupan. Jika dibiarkan ini dapat menghambat pembangunan sosial dan nasional suatu negara.
Riset lain memperkuat temuan pengaruh tingkat literasi terhadap perekonomian. Studi Literacy Texas yang dilakukan di Amerika Serikat menjelaskan, Meningkatkan literasi akan mendatangkan manfaat ekonomi yang besar. Kemampuan membaca yang baik bagi orang dewasa mendorong tambahan pendapatan tahunan sebuah negara sebesar $2,2 triliun — atau 10% dari PDB sebuah negara.
Literasi menjadi landasan dasar yang memberikan pondasi untuk pembangunan sosial dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, kondisi tingkat literasi Indonesia masih terpuruk. UNESCO memaparkan indeks minat baca masyarakat Indonesia berada di angka 0,001% atau dalam kata lain hanya 1 orang yang rajin membaca dari 1000 orang di negeri Khatulistiwa itu.
Sedangkan studi Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut Indonesia berada di peringkat 71 dari 77 negara dalam posisi literasi dunia.
Tingkat literasi digital sendiri, Indonesia berada di urutan paling buncit di ASEAN dengan capaian 62% di bawah nilai rata-rata ASEAN yang mencapai 70%. Sedangkan Korea Selatan sudah menyentuh 97%.
Data lain menunjukkan rata-rata IQ orang Indonesia berkisar di angka 78,49 yang dirilis oleh World Population Review tahun 2024. Dalam kata lain, capaian Indonesia berada di bawah rata-rata IQ global yang berkisar antara 85 hingga 115
Merujuk data-data ini, Jika literasi adalah mata uang dunia, berapa harga mata uang Indonesia di hadapan mata uang dunia? Indonesia bertengger di posisi berapa dengan tingkat literasi yang minim? Bisakah disebut Indonesia dilanda hyperinflasi?
Dan pertanyaan pamungkas, dengan tingkat literasi yang minim, ke mana Indonesia 2045: Menuju Utopia atau Distopia?
*Penulis: Mikhail Adam, pegiat literasi, anggota Klub Menulis Kabar Kampus.
pertama Nusantara capaiannya patut juga diapresiasi
dan,,,,, Nusantara dibangun melebihi peradaban Yunani Kuno, berdasarkan tesis “Peradaban Atlantis Nusantara karya Ahmad Y. Samantho & Oman Abdurahman”
Meskipun Kapal Pusaka Cheng Ho (cina) memiliki prestasi maritim, Kapal Jung Jawa milik Majapahit jauh lebih. buku “Majapahit Peradaban Maritim” yang ditulis oleh Irwan Djoko Nugroho
Kertanegara menyobek surat dari Khubilai Khan sebagai simbol penolakannya terhadap kekuasaan Mongol (penguasan 20 % daratan bumi). ia menghunus belati dan dengan penuh kemarahan memotong telinga utusan Mongol, mengirimkan pesan jelas bahwa ia tidak sudi tunduk pada kekuasaan asing.
Kedua, terkait literasi
dengan keyakinan seyakin yakinnya, bahwa indoesia akan baik baik saja.
data yang di hadirkan bahwa indoensia bla,,, bla,,, bla,,, terkesan kalah dan terbelakan, analoginya,
Buah durian nusantara bila di bandingkan dengan durian montong dari thailan akan kalah besar tapi, durian nusantara terasa lebih eksotis.
ayam kampung nusantara kalan besar dengan ayam bangkok, tapi rasanya lebih enak dari pada ayam bangkok.