
Universitas Harvard berencana untuk menjual bursa ekuitas swasta sebesar 1 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Rencana ini akibat dari persoalan keuangan dan tekanan administrasi pemerintahan Donald Trump. Situasi ini diperparah dengan pasar yang lamban sehingga pengembalian aset tidak likuid.
Padahal Harvard telah mengalokasikan hampir 40% dari dana abadi sebesar 53 miliar dollar AS untuk ekuitas swasta yang akan berakhir pada Juni nanti. Namun Trump telah menghentikan 2,2 miliar dollar AS dana hibah multi tahunan untuk harvard. Alasannya karena gagal menegakkan undang-undang hak sipil untuk melindungi siswa Yahudi.
Harvard pun kemudian menggugat pemerintah setelah menolak untuk tunduk pada tuntutan administrasi untuk perubahan. Mereka mencirikan tuntutan itu sebagai ancaman kemerdekaan dan jauh dari masalah mengatasi anti-semitisme. Pembangkangan Harvard itu membuat Trump menyarankan Internal Revenue Service harus mengenakan pajak universitas sebagai entitas politik.
Ini sebuah langkah yang akan mencederai keuangan sekolah dan mempersulit mengumpulkan dana dari pendonor. Maka dari itu, sebagai reaksi terhadap tekanan pemerintah, Harvard mulai mengumumkan pembekuan perekrutan pada bulan Maret dan menjual obligasi sebesar 750 juta dollar AS. Sementara itu, Trump baru-baru ini mengklaim bahwa Harvard merupakan ancaman bagi demokrasi dan bagian dari organisasi sayap kiri.
Dalam pandangan Trump, institusi ini dipenuhi oleh mahasiswa dari seluruh dunia yang ingin menghancurkan AS. Trump juga mengkritik pengelolaan Harvard yang dianggapnya kacau dan dikuasai oleh kaum liberal. Ia menuduh universitas tersebut sebagai institusi yang anti-semit dan menyebarkan kebencian.
Pernyataan Trump mengenai Harvard itu diungkapkan melalui platform media sosialnya, Truth Social. “Harvard adalah institusi sayap kiri yang anti-semit, seperti banyak institusi lainnya, dengan mahasiswa yang diterima dari seluruh dunia yang ingin menghancurkan negara kita,” tulisnya.
Tuduhan ini mencerminkan ketidakpuasan Trump terhadap institusi pendidikan tinggi yang dianggap tidak sejalan dengan agenda politiknya. Dalam konteks ini, Trump juga menyerang seorang pengacara yang memiliki hubungan dengan perusahaannya dan bekerja untuk Harvard. Ia pun mendesak agar pengacara tersebut mengundurkan diri atau dipecat.