More

    Melihat Palestina dari Kacamata Perdamaian

    Tawanan Israel mencium kepala tentara Hamas saat akan dibebaskan pada momen pertukaran tawanan (Feb 2025). (Foto: tangkapan layar video di telegram Free Palestine Network, FPN)

    Beberapa peace maker tidak setuju dengan tindakan Hamas yang membalas perbuatan Israel. Banyak orang beragama mengatakan bahwa jika kita dizalimi kita tak boleh membalas. Alasannya, Tuhan Maha Kasih dan Penyayang. Kita harus menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam. 

    Mari kita lihat apa yang terjadi pada Palestina sesungguhnya. Benarkah Hamas tidak menyukai perdamaian? Benarkah Palestina menyukai kekerasan? Apakah seluruh kelompok pejuang pembebasan Palestina tidak mau menebarkan kasih sayang kepada seluruh alam?

    1. Nakba Day dan Penyerangan Tiada Henti

    - Advertisement -

    Hari Nakba artinya hari bencana/malapetaka. Pada tanggal 15 Mei 1948, setelah mendeklarasikan kemerdekaannya, Israel melakukan penyerangan besar-besaran terhadap warga Palestina. Mereka yang tak bersalah dibantai dan diusir dari rumahnya, menyebabkan banyak warga lari ke Lebanon, Mesir, Suriah, Yordania. 

    Hari Nakba adalah kiamat bagi warga Palestina. Mereka yang pada tahun 1947 menerima pengungsi Yahudi di wilayah Palestina, tiba-tiba harus diserang, dibantai, dibunuh, diusir dari tanah wilayahnya sendiri. Setelah Hari Nakba, perang Arab-Israel terjadi dan berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2007, Hamas menguasai Gaza. Pada saat itu, Gaza mulai diblokade, dan Israel terus melakukan penyerangan terhadap Gaza. Israel menyerang Gaza pada tahun 2008, 2009, 2011, 2014, 2018, 2022.

    Pada tanggal 26 Januari 2023, Israel menyerang warga Palestina di Tepi Barat. Berdasarkan serangan-serangan itu, tanggal 7 Oktober 2023 terjadilah Taufan Al Aqsa. Yaitu ketika Hamas mendobrak perbatasan wilayah pendudukan Israel untuk mengambil sandera. Israel lantas menyerang Gaza hingga hari ini. 

    Berdasarkan penyerangan yang tak berkesudahan, bagaimana mencapai titik perdamaian antara Israel-Palestina? Ketika warga Palestina sudah terusir, mengalah, dan tinggal di wilayah Gaza serta Tepi Barat, mereka mencoba bertahan hidup, namun Israel terus melakukan penyerangan. Bagaimana cara warga Palestina bisa bertahan hidup jika terus diserang? 

    2. Pertahanan Diri adalah Kewajiban dalam Agama

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    16 COMMENTS

    1. MasyaAllah, tulisan yang dahsyat. Menggetarkan jiwa. Semua yang dilakukan Palestina, untuk mencapai perdamaian. Sebaliknya, yang dilakukan musuh adalah untuk menghancurkan. Benar-benar genosida.

      Semoga semakin banyak yang sadar dan peka. Free Palestine! Allahu Akbar.

    2. Fitnah adalah bencana terberat yang terasa hingga hari ini dan hari-hari setelah hari ini..
      Sebagaimana kebenaran tertutupi oleh_nya..
      Semoga kita terus berbicara..terus menggukap kebenaran dan terus melawan dan semoga atas ijin Allah SWT fitnah dapat di kalah_kan..

      Kemanusiaan adalah kita..DAN kita adalah kemanusian itu sendiri..
      Terus bergerak pada filosofi_nya
      Hidup kemanusian musnah_lah penjajahan

    3. Ma syaa Allah, perspektif yang bagus, tulisan dari Kak Mahdiya, weel done.

      Saya sangat setuju, intinya kita membela, merebut, dan mempertahankan yang memang hakikatnya adalah hak milik kita sendiri. Bukan membalas (dendam). Khususnya terkait tanah air, Palestina, Baitul Maqdis, kiblat pertama umat Islam.

      Diwajibkan bagi kita muslim untuk memerangi bilamana terlebih dahulu diperangi sebelumnya.

      Terlebih, israhell bukanlah pecinta damai, melainkan memiliki karakter seperti halnya kaum munafikun, yang berdusta bila bicara, yang ingkar bila berjanji, dan yang khianat bila dipercaya, na’udzubillahi min dzalik. Sangatlah patut untuk memeranginya karena mereka yang memulainya (perang) terlebih dahulu di masa silam.

    4. Analisanya bermuatan norma positif, sedangkan yg terjadi adalah hitungan kepentingan dan keuntungan, dengan menggunakan alat tempur, propaganda, strategi licik, persekutuan jahat, manipulasi agama, pelanggaran hukum, blokade sosial ekonomi, dll.
      Palestina bertahan, melawan, berjuang atas semua perlakuan tersebut. Palestina menyelamatkan pemberangusan bangsanya (genocide) dan kedaulatan hidup di tanah airnya. Ini bukan perang !!!

      • Hamas sdh melakukan berbagai cara untuk merebut kembali tanah yg dijajah, dari yg soft sampai yang hard. Perlawanan terhadap kezaliman adalah pilihan terbaik ketika ditindas. Kalau kita melihat sejarah THN 1947 dengan Resolusi PBB yg didukung Inprialisme yg membagi 3 Wilayah palestina. 55% Israel, 45% Arab Palestina, dan Yerusalem yg dikendalikan PBB. Tahun 1948 Zionisme Israel mengusir ribuan rakyat Palestina, Desa-desa dihancurkan dan pada saat yang sama Zionis Israel mendirikan Negara Israel. Berangkat dari sejarah perampasan tanah Zionisme Israel terhadap Palestina, ketika rakyat Palestina melakukan perlawanan terhadap Zionisme terhadap perampasan tanahnya adalah bentuk pembelaan hak. Pembelaan hak merupakan ajaran syariat.

    5. Agama bukanlah seperti apa yang tuduhkan oleh bapaknya Atheis Karl marx, yaitu candu bagi masyarakat sehingga masyarakat terbuai lupa akan perubahan yang lebih baik dalam kehidupannya.

      Untuk menjaga perdamaian tentunya jangan mendzalimi dan jangan mau di dzalimi, dan prinsip itu ada di setiap agama karena itu fitrah dan logis.

    6. Setidaknya ada dua pilihan dalam menyikapi penindasan. Pertama adalah membiarkan diri terzalimi. Kedua adalah melakukan perlawanan alias berusaha menghentikan tindak kejahatan tersebut.

      Poin pertama tentu bukan pilihan yang bijak. Tulisan di atas telah menunjukkan alasannya secara syar’i. Kita perlu menyadari bahwa kezaliman akan terus terjadi jika yang dizalimi membiarkan dirinya diperlakukan tidak adil. Penjelasan ini sudah sangat terang benderang ibarat mentari di siang hari di tengah langit yang cerah.

      Pilihan kedua adalah yang seharusnya memang kita pilih. Sebagaimana juga disebutkan dalam kitab alqur’an yang kira-kira maknanya menyebutkan bahwa nasib suatu kaum tergantung dari kaum itu sendiri.

      Oleh karena itu, sebagai makhluk yang bebas memilih, sebagai pribadi yang memiliki fitrah, kita sejatinya akan diarahkan oleh bisikan nurani masing-masing untuk memilih yang baik. Say no to imperialism & colonialism.

    7. Masya Allah…. tulisannya objektif,jelas sekali bahwa mbela tanah air dari penjajahan adalah kewajiban, sesuai syariat dan hukum internasional

      # free free Palestine

    8. Perdamaian itu mustahil. Selama entitas sprti Zionis masih ada di muka bumi. Entitas itu ancaman besar bagi kemanusiaan.

    9. mencintai negara adalah sebagian dari iman. membela melawan ap pa pun itu yang sekarang di lakukan oleh penduduk palestina, HAMAS, dan Kelompok perjuangan lainya yang da di palestina itu adalah mereliasasikan bentuk keimanan dalam bentuk nyata dalam kontekk cinta tanah air. Cinta tanah air bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga tindakan nyata untuk menjaga dari semua aspek.
      Keimanan yg akan mendorong seseorang untuk berjuang demi kemanusian dalam membela negaranya
      Mencintai negara kewajiban setiap umat Islam. Implementasi cinta tanah air harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk menjaga, membangun, dan memajukan negara. Dengan mencintai negara, kita juga mencintai Allah SWT dan berbuat baik kepada sesama dan kepada negara

    10. Coba bayangkan jika itu terjadi pada kita. Bayangkan rumah kita dihancurkan, keluarga kita dibunuh, tanah tempat kita lahir dan dibesarkan direbut secara paksa, dan kita dipaksa hidup di pengungsian, diisolasi, bahkan diblokade dari makanan dan obat-obatan.

      Lalu saat kita mencoba bertahan, mempertahankan hak kita, dunia justru berkata, “Kamu seharusnya tidak melawan, kamu harus sabar.”
      Bukankah itu bentuk ketidakadilan yang luar biasa?

      Pertahanan diri bukanlah kekerasan, melainkan respon terhadap penjajahan. Bahkan dalam agama apa pun, termasuk Islam, Kristen, dan lainnya dibenarkan untuk mempertahankan diri dari kezaliman.

      Contoh sederhananya: Jika seseorang masuk ke rumah kita, mengusir kita, melukai orang tua kita, lalu mengklaim bahwa rumah itu miliknya, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan diam, tersenyum, dan mengatakan “Saya maafkan Anda”, ataukah kita akan berusaha merebut kembali rumah kita?

      Perjuangan Palestina bukan soal kebencian. Ini soal hak, soal martabat, dan soal eksistensi manusia yang layak untuk hidup bebas dan damai di tanah kelahirannya sendiri.

    11. Jika keluargamu dibunuh, anak-anakmu dikejar dengan bom, lalu kamu hanya bisa menangis di puing-puing dan berharap dunia peduli apakah kamu akan diam?

      Warga Palestina tidak memilih kekerasan. Mereka dipaksa bertahan dalam kondisi yang bahkan sebagian dari kita tak mampu bayangkan.

      Membela diri dari penjajahan bukanlah kejahatan. Itu adalah hak. Jika kita mengutuk mereka yang bertahan, mungkin kita perlu bertanya: Apakah hati kita masih hidup?

    12. Rasulullah SAW bersabda, ‘Barang siapa tidak peduli terhadap urusan kaum Muslimin, maka ia bukan bagian dari mereka.’
      Lalu di mana kita saat saudara kita dizalimi? Apakah kita memilih nyaman dalam diam?

      Membela diri dari penjajahan bukan sekadar hak, tapi kewajiban. Dalam Islam, membela tanah air, kehormatan, dan agama adalah bentuk jihad yang mulia.

      Jika hari ini kita mencela mereka yang bertahan, mungkin kita harus bertanya: masihkah hati kita hidup? Masihkah ruh ukhuwah itu menyala dalam dada kita?

      Wahai kaum Muslimin, doamu adalah senjata. Dukunganmu adalah cahaya. Diam bukanlah pilihan saat kezaliman merajalela.

    13. Perspektif penulis mengambil dari sisi yang sangat jeli dan juga cantik.
      tandanya mengetahui apa dan bagaimana perjuangan terorganisasi membuatkan hasil dari dimensi yang sangat luas.

      Bagaiman tidak ?, bicara perang adalah domain bunuh bunuhan, bahkan lebih lagi yaitu genosida, mausia seakan tak berharga. namun dengan pemahan yang tersistimatis, beliau penulis dapan mengambil perang dari sisi sebalinya.

      Ya sisi terbalik “Melihat Palestina dari Kacamata Perdamaian”. Seyogyanya hal ini bila dicermati dengan seksama, sudah di rancang dengan matang oleh pejuang perlawanan bagaiman kemudian dengannya dapat menarik simpati dunia.

      Poto yang menjasdi ikonik seantero dunia dan media perlawanan kembali meraih kemenangan strategis dalam perang narasi global. Penyerahan tawanan secara dramatis memperkuat citra positif kelompok perlawanan di mata publik internasional. Salah satu momen ikonik adalah ketika seorang tawanan Israel mencium kening tentara Hamas—simbol kuat yang menantang propaganda Tel Aviv yang selama ini melabeli Hamas sebagai kelompok teroris. Video tersebut memicu reaksi besar di media sosial, melemahkan strategi komunikasi Israel, dan membuka babak baru dalam perang opini publik.

      Selamat bu, kami menunggu tulisan selanjutnya.

      Panjung Umur Palestina

    14. Genosida yang terjadi skrg di Palestina merupakan agenda besar para zionis dengan menggunakan kesempatan unt pemerataan tanah Palestina unt pembangunan perumahan bagi rumah pendudukan israel, namun hal itu masih blm terlaksana hingha saat ini.

      Tidak ada akal sehat yang berkata ini adalah kesalahan Hamas krn menyerang terlebih dahulu, namun itu hanya akal2an manusia kotor unt kemudian dpt memuluskan rencana genosida.

      Tetap #freepalestine
      #mampusamerika
      #mampusisrael

    15. Masya allah tulisan yang sangat bagus, Hamas patuh pada hukum² perang, mereka sangat cinta kedamaian bahkan mereka memiliki sikap kemanusiaan yang begitu luar biasa saya sangat terharu ketika sandra Israel mencium kepala salah satu pejuang Hamas, Hamas membuktikan pada dunia, bahwa mereka sangat menghormati haq² manusia, bahkan kepada sandra Israel. Lantas dengan alasan apa membenci Hamas mereka adalah pejuang mulia.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here