More

    Perang Tarif AS-China: Katalis Keruntuhan Peradaban Kapitalis

    Oleh: Ryo Disastro*

    AS vs China. (Ilustrasi: jhinvestments.com)

    Perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok bukanlah sekadar konflik dagang biasa. Sejak dimulainya pada tahun 2016 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, perang ini menjadi simbol dari retaknya fondasi globalisasi neoliberal dan potensi keruntuhan peradaban kapitalis yang telah mendominasi dunia sejak akhir Perang Dunia II. 

    Dengan saling memberlakukan tarif ratusan miliar dolar terhadap produk masing-masing, kedua negara adidaya ini menandai babak baru dalam sejarah ekonomi global.

    - Advertisement -

    Dampak Ekonomi: AS dan China Sama-sama Tersengat

    Perang tarif menyebabkan lonjakan biaya produksi dan penurunan daya beli, baik di AS maupun China. Di Amerika, banyak sektor manufaktur dan pertanian terpukul akibat naiknya harga bahan baku dan menurunnya permintaan dari China. 

    Sebaliknya, China kehilangan akses ekspor ke pasar AS, namun dengan cepat mengambil langkah adaptif untuk memperkuat basis industrinya dan memperluas pasar ke Asia, Afrika, dan Amerika Latin melalui Belt and Road Initiative.

    Sebuah studi dari Federal Reserve menyebutkan bahwa kebijakan tarif AS mengakibatkan penurunan PDB sebesar 0,3% pada 2019 dan berkontribusi pada hilangnya lebih dari 300.000 pekerjaan. 

    Di sisi lain, China mengalami perlambatan pertumbuhan, namun relatif lebih tangguh berkat intervensi negara dan kontrol ketat atas sektor keuangan domestik.

    Strategi China: Industrialisasi Domestik dan Kemandirian Teknologi

    China merespons perang dagang dengan mempercepat agenda substitusi impor, investasi dalam riset dan teknologi, serta memperkuat industri strategis seperti semikonduktor, kendaraan listrik, dan energi terbarukan. 

    Sementara itu, AS justru memindahkan sebagian besar basis industrinya ke negara-negara berkembang seperti Meksiko, Vietnam, dan India guna menekan biaya produksi. Contohnya, Apple memindahkan sebagian lini produksinya ke India, dan perusahaan seperti Nike dan General Electric telah lama merelokasi sebagian besar fasilitas produksinya ke Asia Tenggara.

    Model ekonomi Amerika yang sangat tergantung pada konsumsi dan layanan, tanpa dukungan industri manufaktur yang kuat, membuat negara tersebut rentan terhadap krisis struktural jangka panjang. Ketergantungan pada rantai pasok global, yang terputus oleh perang tarif dan pandemi COVID-19, memperlihatkan lemahnya daya tahan ekonomi Amerika Serikat. 

    Tanda-Tanda Runtuhnya Peradaban

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    12 COMMENTS

    1. Tanda tanda keruntuhan kapilatis kolonialis telah nyata terlihat di semua front.
      satu analisa yang mashur, keruntuhan imperium besar salah satunya terlihat dari menurun hegemoni dan dominasi di lautan.

      Hingga kini kekuatan setan besar (baca:amerika) yang memproklamirkan si nomor wahid di lautan belum dapat melepaskan laut merah dari kekuatan YAMAN.

      Alih alih dengan mudah dapat mengalahkan YAMAN hingga kini mereka menjadi bulan bulan rudal dan drone murah YAMAN. Walau didukung armada besar hingga dua kapal induk kebangganya terilihat mandul tak berdaya.

      Kini menghangat di front ekomoni, isu perang dagang setan besar vs cina, semua analisis yang ringan maupun yang berat, mengunggulkan cina sebagai pemenangnya.

      Semua itu bukan tanpa alasan, logika awampun dapat melihatnya. Tren penurunan kekuatan setan besar dari bebera sektor di front ekomomi, mustahil untuk diperbaiki. Ini kemudian meyakinkan kita (Poros Perlawanan) bahwa kekuatan Imperilalis, Kapitalis dan Kolonialis sedang menuju titik kulminasi puncak keruntuhannya.

      Dan menjadi suatu keniscayaan waktu keruntuhan itu tak lama lagi.

      Panjang Umur Palestina.

    2. Bismillah. Keruntuhan musuh kemanusiaan pasti adanya dan harapan kita itu di segerakan, namun di sisi lain kita harus siap bangkit dan menjadi negara maju dengan segala syaratnya, nah… kalau kita siap bagaimana dengan para elite di atas yg kelihatannya kebanyakan memperlihatkan ketidak seriusan mengelolah negara ke arah yang lebih baik. Salam kemanusiaan.

      Free Palestina

      • Bismillah, dalam keadaan dinamika dunia menuju multipolar, semoga kita dapat keluar menemukan momentum untuk mandiri sehingga dapat menentukan arah pembangunan sesuai amanah undang undang Dasar 1945.

    3. Rasanya Iran lebih realistis mengubah tekanan internasional terhadap embargo ekonomi nya dengan nilai tukar emas dan barter dari pada dengan nilai tukar elektronik (bitcoin). Buktinya Iran bisa bertahan bahkan berkembang menjadi negara yang mandiri dan maju…maka kehancuran menunggu Amerika dan israel sedangkan kejayaan untuk para pejuang pembela Palestine … aamiin ya rabbal ‘alamin

      • semoga ya bu,
        Sejak Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada 6 Januari 2025, menandai langkah strategis untuk memperluas pengaruh dalam ekonomi global dan mendiversifikasi mitra strategisnya.

        Dan lebih penting dapat keluar dari bayang banyang tekanan barat khususnya di ranah ekonomi.

        dimana kita ketahui bersaman, BRICS saat ini menjadi simbol kekuatan ekonomi baru sebagai penyeimbang dominasi negara Barat dalam tatanan ekonomi dunia.

    4. Semoga setan besar Amerika segera hancur sehingga setan kecil Israel juga segera hancur, aamiin. Setan tidak mengenal belas kasih, apalagi moralitas. Tuhan mereka adalah uang. Maka sudah seyogyanya kita sebagai pembela Palestina berperang di garda terdepan dalam memboikot produk-produk Amerika, dan menggantinya dengan menggunakan produk lokal.

      Semoga kesadaran boikot dan bangga menggunakan produk dalam negeri dapat bangkit di masyarakat Indonesia. Aamiin. Free Palestine!!!

      • betul bu, kita pastikan apapun yang kita lakukan sekecil mungkin merimbas kepada kereka, salah satunya dengan boikot.

        Ibu Dina, pernah kasih arahan, bila boikot itu adalah hak konsumen.
        dan kita menggunakan hak kita bebas untuk tidak membeli prodak prodak yang terindikasi berafiliasi kepada penajjah israel dan amerika.

    5. Cina adalah salah satu Negara yg tergabung dalam Brics tampil sebagai poros kekuatan ekonomi alternatif untuk melawan hegemoni AS dengan mulai melakukan transaksi bilateral menggunakan mata uang lokal. Cina dengan berani menaikkan pajak produk-produk As yg ada di Cina.

    6. Kita patut bersyukur menyaksikan tanda-tanda keruntuhan kaum kapitalis. Semakin hari semakin bertambah jumlah rakyat dari berbagai belahan dunia yang ikut mengambil peran mendukung rakyat Palestina. Di Indonesia misalnya, gerakan perjuangan mulai lebih nyaring kita dengar menggema di ruang-ruang publik, FPN adalah salah satunya. Kesadaran akan pentingnya persatuan demi menegakkan keadilan di muka bumi kini membangkitkan semangat bangsa kita. Tak ada lagi jarak usia, tua muda, laki perempuan, pun tak memandang ras, agama. Kita bersatu berjibaku atas nama kemanusiaan.

      Mari kita nikmati prosesnya sebab tugas manusia adalah berproses. Selama api semangat untuk berjuang masih terus membara, harapan akan terus merekah. Kita yakin bahwa hasil tidak akan pernah menyalahi usaha.

    7. Melemahnya ekonomi AS akibat perang dagang dan pandemi bisa jadi awal runtuhnya dominasi global mereka, termasuk dukungan kuat terhadap Israel. Saat kekuatan dunia bergeser ke arah negara-negara Global South, peluang bagi kemerdekaan Palestina semakin terbuka. Dunia mulai jenuh dengan standar ganda dan penjajahan berkedok demokrasi.

    8. Amerika sudah terlihat sangat lemah di mata dunia, kejahatannya sudah dilihat oleh dunia, sikapnya yang terangan terangan yang angkuh adigung sombong dan pembelaan terhadap israel adalah awal dari kehancuran Amerika menaikan tarif seenaknya sebenarnya adalah bukti bahwa ekonomi nya telah lemah dan kalah bersaing dengan negara Cina, Cina telah menunjukkan respon yang luar biasa dan membalas kesombongan AS, dunia Baru akan segera di mulai penjajah biadab itu akan lemah dari segi apapun. Maka dari itu teruslah kita BOIKOT seluruh produk² yg berafiliasi dengan amerika, Israel dan sekutunya, Boikot memiliki dampak besar untuk perdagangan mereka, jangan LELAH dan jangan pernah BERHENTI BOIKOT karna As dan Israel sudah di ambang kehancuran.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here