More

    Lebaran Kurban: Membunuh Perikebinatangan dan Menghidupkan Perikemanusiaan

    Oleh: Husain Alfulmasi*

    Ilustrasi / Dok. Unnes

    Di tengah kegembiraan umat Islam menyambut hari besar ini, dunia menyaksikan ironi besar: penderitaan bangsa Palestina yang terus berlangsung di bawah penjajahan zionis Israil dan kekerasan sistemik.

    Refleksi Spritual dan Solidaritas Kemanusiaan di Tengah Luka Palestina

    Idul Adha atau Lebaran Kurban bukan hanya ritual penyembelihan hewan. Lebih dari itu, ia merupakan refleksi atas dua sisi eksistensial manusia: perikebinatangan-sifat egoistik, serakah, dan penuh kekerasan; serta perikemanusiaan—kesadaran, kasih sayang, dan pengorbanan.

    - Advertisement -

    Di tengah kegembiraan umat Islam menyambut hari besar ini, dunia menyaksikan ironi besar: penderitaan bangsa Palestina yang terus berlangsung di bawah penjajahan zionis Israil dan kekerasan sistemik. Momentum Idul Adha menantang kita untuk menafsirkan ulang makna kurban: bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi menyembelih ego, diam atas kezaliman, dan ketidakpedulian terhadap penderitaan sesama manusia.

    Kurban: Dari Ritual ke Etika Kemanusiaan

    Dalam sejarahnya, kurban adalah bentuk totalitas pengabdian. Nabi Ibrahim AS tidak hanya bersedia menyembelih putranya, Ismail, tetapi juga menundukkan rasa kepemilikan dan ego pribadi demi ketaatan kepada Tuhan (QS. Ash-Shaffat: 102–107). Menurut Quraish Shihab (2007), kurban adalah pengajaran untuk menundukkan kepentingan diri demi nilai yang lebih tinggi, yakni kemanusiaan dan keadilan.

    Namun, hari ini kurban sering terjebak pada ritualisme. Sapi dan kambing disembelih, tetapi sifat rakus, ego sektarian, dan sikap masa bodoh tetap hidup. Dalam kerangka Al-Attas (1995), sifat kebinatangan manusia harus “disembelih” untuk mengangkat manusia dari sekadar makhluk instinktif menjadi makhluk berakal dan bermoral.

    Kurban dan Solidaritas: Ujian Perikemanusiaan

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    2 COMMENTS

    1. Ditengahpenjajahan dan kesulitan yang berkepamjangan
      Lebarab qurban menjadi momen penting bagi rakyat.Palestina untuk memperkuat solidaritas dan meningkatkan kesadaran Internasional tentang perjuangan mereka. Rakyat Palestina telah mengalami pengorbanan yang.besar,dalam perjuangan mereka untuk kemerfekaan dan keadilan.Lebaran qurban menjadi simbol ketabahan dan pengobanan mereka dalam menghadapi kesulitan.
      Perayaan ini menjadi simbol harapan dan kesabaran Rakyat Palestina untuk mencapai kemerdekaan dan keadilan. Mereka yerus berjuang untuk hak-hak mereka
      dan menuntut pengakuan Internasional.Lwbaran qurban
      juga menjadi momen solidaritas dan dukungan antar sesama Rakyat Palestina,serta meningkatkan kesadaranI Internasional tentang perjuangan mereka. Dengan demikian Lebaran qurban diPalestina bukan hanya perayaan agama ,tetapi juga simbol ketabahan
      harapan dan solidaritas dalam menghadapi kedulitan.p

    2. Ironi terbesar Idul Adha hari ini bukan soal jumlah hewan yang dikurbankan, tapi banyaknya manusia yang gagal mengurbankan egonya. Kita sibuk membagikan daging, tapi lupa membagi empati. Palestina terus berdarah, dan dunia Islam masih nyaman dalam diamnya. Jika kurban hanya jadi seremoni tahunan tanpa keberpihakan pada yang tertindas, maka kita bukan sedang menyembelih hewan *kita sedang menyembelih nurani kita sendiri.* Tulisan ini penting sebagai tamparan spiritual dan sosial. Semoga lebih banyak yang tersadar, bukan sekadar terharu.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here