Ahmad Fauzan Sazli
JAKARTA, KabarKampus – Angkringan menjadi salah satu tempat makan favorit di Yogyakarta. Keberadaannya pun semakin menjamur. Biasanya tempat makan ini menggunakan gerobak dan berada di tepi jalan.
Karena lokasinya dipinggir jalan, kebanyakan lapak angkringan tidak memiliki suplai energi listrik. Biasanya angkringan hanya menggunakan arang sebagai bahan bakar, lampu setir atau lampu tempel sebagai penerangan utama.
Kondisi tersebut memunculkan ide kreatif dari mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Melalui kelompok Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang teknologi, mereka mengembangkan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik di lapak angkringan dengan memanfaatkan sistem panel surya.
Mahasiswa tersebut adalah dari Muhamad Iskandar (Pendidikan Teknik Mekatronika), Nurlia Sutiani (Pendidikan Teknik Informatika), Ahmad Habibullah (Pendidikan Teknik Mekatronika), dan Maisel Priskila Sisilia (Pendidikan IPA). Alat yang mereka ciptakan bekerja dengan mengontrol panas matahari untuk mengisi batrei dan kemudian dikonversi menjadi suplai energi listrik yang siap digunakan untuk kebutuhan penerangan di lapak angkringan.
Muhamad Iskandar, ketua kelompok menjelaskan bahwa alatnya mampu menghasilkan energi listrik hingga 1200 watt. Selain itu, dengan daya yang cukup besar alat tersebut mampu untuk menyalakan alat elektronik lain yang sudah disesuaikan dayanya seperti LCD TV, Radio, Sistem Audio Mini serta charging ponsel atau laptop.
Dalam sesi uji coba, penerapan alat ini mendapatkan respon yang sangat baik dari dua pedagang angkringan. Parjo, pedagang angkringan dari Gondokusuman, Yogyakarta mengungkapkan bahwa alat ini sangat membantu dirinya dalam berdagang angkringan.
“Contohnya untuk memanasi air juga menjadi sangat cepat, dengan kompor listrik, tinggal ‘ceklek’ langsung panas,” ceritanya.
Sementara itu,Sugio yang berjualan angkringan di daerah Sleman juga merasakan dampak yang sangat positif. “Alat ini bermanfaat sekali, karena bisa membuat saya betah. Meski, pengunjung sepi saya bisa menonton tv serta menikmati lagu-lagu sambil menunggu pengunjung datang,” tutur Sugio.[]