Ahmad Fauzan Sazli
YOGYAKARTA, KabarKampus – Pemanfaatan kulit pisang selama ini baru sekedar untuk makan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Bahkan sebagian besar masyarakat justru membuang kulit pisang tersebut.
Di tangan mahasiswa Prodi Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta yakni Wijayanti, Danish Oktaviana, dan Annisa Sholihahwati, pisang tersebut disulap menjadi shampo alami.
Wijayanti, ketua tim peneliti menjelaskan bahwa kulit pisang merupakan salah satu bahan alami yang di dalamnya terkandung 14,28% kalium. Potensi kandungan kalium ini dapat dikembangkan untuk pembuatan shampo alami.
Menurutnya, potensi kandungan kalium ini dapat dikembangkan untuk pembuatan shampo alami. Kulit pisang yang telah dijemur hingga kering kemudian dibakar sampai terbentuk bara. Bara tersebut kemudian direndam dengan menggunakan air bersih selama 7 hari sehingga akan menghasilkan cairan basa yang dapat digunakan sebagai shampo.
“Kalium yang membentuk spesi basa ini akan bereaksi dengan pengotor rambut seperti keringat yang bersifat asam sehingga akan terjadi reaksi penetralan,” jelas Wijayanti.
Ia menjelaskan, bahwa shampo dari kulit pisang ini, dibuat dari kulit pisang raja dan kulit pisang kepok. Kedua jenis tersebut dipilih karena cukup mudah diperoleh.
“Setelah kedua jenis shampo selesai diuji secara kimiawi, selanjutnya adalah melewati pengujian organoleptik dan penerimaan masyarakat. Uji organoleptik merupakan uji berdasarkan indera manusia. Untuk produk shampo kulit pisang ini, parameter yang diuji adalah warna dan bau. Dari hasil pengujian, warna kedua jenis shampo cenderung kuning kecokelatan sedangkan untuk uji bau dinyatakan tidak berbau,” lanjutnya.
Adapun Uji penerimaan masyarakat menggunakan 9 panelis. Panelis tersebut diminta mencoba kedua produk shampo yang dihasilkan. Setelah itu, panelis diminta mengisi angket yang menyatakan tangapan mereka terhadap shampo tersebut.
Dari pengujian tersebut diperoleh data bahwa shampo yang lebih diminati oleh panelis adalah shampo dari kulit pisang raja, yaitu dipilih oleh 6 orang dari 9 orang panelis. Warna shampo ini adalah kekuningan dengan pH 11,5. Kedua jenis shampo ini tidak berbau dengan tekstur licin.[]