Frino Bariarcianur
YOGYAKARTA, KabarKampus–Siapa yang menyangka ampas tandan kelapa sawit bisa menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif pengganti energi fosil. Inilah yang dilakukan oleh salah seorang profesor UGM, Arief Budiman (53), di sebuah bangunan kecil di bantaran sungai Kali Conde Yogyakarta.
Bagi Arief Budiman limbah kelapa sawit berupa tandan kosong, cangkang, pelepah dan batang bisa dimanfaatkan sebagai energi.
Untuk proses pembuatan BBM alternatif tersebut ia mengembangkan Integrated Authothermal Technology. Teknologi ini merupakan kombinasi pirolisis cepat dan lambat serta tidak perlu menggunakan sumber panas sari luar. Proses ini pula menggunakan alat yang disebut reaktor pirolisis, yaitu cyclone untuk memisahkan hasil gas dan padat dan condenser untuk mengembunkan gas hasil.
“Proses pirolisis limbat padat ini nantinya menghasilkan gas berupa bio-oil. Kemudian bio-oil diubah lagi jadi gasoline dan kerosene melalui proses cracking dengan menggunakan katalis berbasis limbah biomassa atau oksidasi parsial,” ungkap Arief Budiman seperti dikutip dari HUMAS UGM, Senin (06/01/2014).
Untuk 2 kilogram tandan kosong kelapa sawit mampu menghasilkan sekira 80 mililiter bio-oil. Waktu yang dibutuhkan lewat proses pirolisis yakni 2 jam. Lalu proses pemisahan bio-oil menjadi gasoline dan kerosene hanya membutuhkan waktu singkat sekira 30 menit.
Tentu untuk menghasilkan jumlah volume BBM alternatif yang lebih besar butuh alat yang lebih besar pula. Untuk itulah Arief bersama rekan peneliti lainnya tengah menawarkan pengembangan biomassa sbagai bahan bakar baru dan terbarukan.
Kenapa ia memilih kelapa sawit?
Sebelum meneliti ampas kelapa sawit, Arief, juga meneliti potensi-potensi alam yang bisa dijadikan energi terbarukan. Setelah dua tahun melakukan penelitian ampas kelapa sawit dan tebu yang memungkinkan menjadi energi alternatif.
“Kini dari ampas keduanya sudah bisa dihasilkan gasoline dan kerosene, sumber bahan bakar cair untuk premium, minyak tanah dan avtur,” ungkap Arief.
Terutama ampas kelapa sawit, ia melihat Indonesia sebagai produsen kelapa sawit nomor 2 di dunia memiliki peluang besar di masa depan. Untuk produksi sawit di Riau saja, menurut Arief berkisar 6 juta ton per tahun dimana limbahnya berkisar 1,8-2,4 juta ton.
Dari penelitiannya limbah kelapa sawit itu bisa dimanfaatkan untuk engine fuel karena limbah biomassa ini mengadung senyawa sellulosa, hemiselulosa dan lignin.
Kini tantangan Sang Profesor bersama rekan-rekannya menawarkan ke pemerintah atau industri untuk bekerjasama mengembangkan teknologi pengembangan biomassa sebagai sumber bahan bakar baru dan terbarukan.
“Dari sisi SDM, Indonesia tidak kalah saing dengan negara lain. Sekarang tergantung niat dan komitmen dari pemerintah,” kata Arief. []