Erwan Hermawan
Indonesia merupakan negara ke-4 terbanyak populasi penduduk di dunia. Dengan luas hutan 99,6 juta hektar Indonesia merupakan rumah hutan hujan terluas di kawasan Asia dimana 30 ribu spesies tumbuhan hidup di dalamnya.
Hutan Indonesia diandalkan sebagai paru-paru dunia. Kebutuhan energi dunia akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh rata-rata 1,7% hingga 2030. Sehingga Indonesia diisukan sebagai negara penghasil gas CO2 yang mempengaruhi iklim dunia atau global warming.
Kali ini saya akan memaparkan tiga karakter atau attitude yang akan membentuk kepribadian Bangsa Indonesia serta solusi dalam menerapkan pola hidup yang ramah lingkungan. Tiga karakter itu adalah:
Kita hidup di sebuah negara dengan beraneka ragam suku budaya dan bahasa serta memiliki pola pikir yang berbeda-beda. Misalkan untuk menerapkan hidup ramah seperti di Jepang yang mayoritas penduduknya pada saat mereka hendak beraktivitas atau bepergian dengan menggunakan sepeda pancal atau berjalan kaki itu sulit diterapkan di Indonesia. Dengan pengaturan dan pembangunan sarana infrastruktur yang mendukung di Jepang seperti penyediaan jalan khusus untuk para pengguna sepeda, hal itu sangat mendorong masyarakat untuk berpikir lebih pada saat akan menggunakan kendaraan bermotorkarena dampak gas COyang dihasilkan. Dan mereka menetapkan tarif parkir yang mahal, dibandingkan dengan di Indonesia yang hanya berkisar antara Rp. 1000,00 hingga Rp. 5000,00. Hal ini yang membuat masyarakat untuk berlomba-lomba menggunakan kendaraan pribadi.
Karakter yang pertama kita harus meningkatkan kualitas diri kita, salah satu tiket menuju kejayaan suatu bangsa adalah memiliki rasa integritas pembangunan yang tinggi. Memiliki kemampuan pada masing-masing aspek ilmu pengetahuan seperti kualitas individu yang baik, maka kita dapat melakukan berbagai macam inovasi yang dapat mengurangi dampak dari pemanasan global dengan pola hidup yang ramah.
Misalkan dengan melakukan berbagai riset seperti pengolahan plastic bekas menjadi bahan bakar. Hal ini merupakan satu poin untuk mencegah atau mengurangi pencemaran lingkungan yang akan berdampak pada global warming.
Karakter yang kedua adalah memiliki komitmen yang kuat, mengubah pola pikir yang konsumtif maka kita harus menanamkan sikap komitmen pada anak-anak yang masih duduk di Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi. Seandainya anak TK diberikan ilmu pengetahuan lingkungan bagaimana cara menjaga lingkungan yang baik dengan menanamkan nilai-nilai aspek green lifestyle misalkan dengan cara mengajaknya langsung kelapangan untuk belajar bagaimana cara bercocok tanam dan mendidiknya untuk selalu mencintai lingkungan.
Perlahan akan terbentuk sikap komitmen untuk menjaga lingkungan karena sejak dini telah ditanamkan nilai-nilai bagaimana hidup yang ramah untuklingkungan.
Yang terakhir kita tidak hidup belebihan, di era globalisasi ini banyak orang yang hidup untuk memenuhi hasrat dengan pola hidup yang tinggi. Hidup dalam persaingan dan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik. Misalkan saja pembelian kendaraan dengan CC yang tinggi dan penggunaan bahan bakar yang tidak bijaksana, perilaku menyimpang seperti ini yang menyebabkanglobal warming.
Mari berpadu dalam sebuah keberagaman menjalin kerjasama dengan langkah komitmen yang kuat, Satu nusa satu bangsa, genggam erat integritas bangsa, menanti sebuah negara dengan karakter masyarakat Green Lifestyle.[]