Frino Bariarcianur
Perhelatan sepak bola terbesar dan termega 4 tahunan “World Cup 2014” tinggal menjentikkan jari. Sejak diumumkan tahun 2011, perhatian dunia kini tertuju pada Brazil tepatnya di stadion Corinthians, Sao Paulo. Kota yang terkenal dengan parade megah ini semakin “gegap gempita”. Tapi tunggu dulu, tidak semua menerima perhelatan dunia sepak bola begitu saja.
Seniman graffiti Brazil melihat “World Cup 2014 dengan kacamata yang berbeda. Persoalan itu diantaranya tentang anak-anak miskin yang kurang makan, besarnya pembiayaan sepak bola dunia itu sehingga seorang pemuda berlinang air mata memikul bola, dan tingkat kriminalitas di Brazil.
Street Art atau seni jalanan ini memang ampuh untuk mengimbangi pencitraan “World Cup 2014” yang luar biasa. Para seniman melihat ke titik nadir serta dapat pula dicermati sebagai sebuah pernyataan yang skeptis dengan melihat kondisi sosial Brazil.
Brazil adalah salah satu negara kuat dalam dunia sepak bola. Negara yang memiliki jumlah penduduk sekira 180 juta lebih orang ini tercatat sudah 2 kali menjadi tuan rumah “World Cup” dan 5 kali sebagai juara dunia. Penyelenggraan “World Cup” tahun ini adalah ke-20 kalinya sejak tahun 1930 di Uruguay.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Tentu masih jauh dari harapan. Tapi sebagai penonton, Indonesia selalu tak kalah hebohnya menyambut “World Cup 2014”. []