Pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terus berusaha untuk menangkal paham radikal di Indonesia. Salah satunya dengan mengadakan acara buka puasa bersama mantan terpidana kasus terorisme, Yudi Zulfachri.
Acara buka puasa bersama digelar di Majelis Taklim Mahabbah di kompleks Masjid Al Muhajirin Perum Taman Century 2, Bekasi, Senin, 21/05/2018. Hadir dalam kegiatan ini Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Drs. Dedy Junaedi dan jajaran Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam) Polri.
Dedy dalam kesempatan tersebut mengajak, seluruh elemen bangsa untuk menjaga suasana aman dan kondusif. Selain itu juga membangun sinergi dengan seluruh pihak. Ia berharap silaturahmi ini bisa meningkatkan sinergitas dalam mengikis paham radikal dan intoleran.
“Ini momentum Ramadhan kita manfaatkan untuk terus bersilaturahmi dengan siapa saja. Sebentar lagi memasuki tahun politik, kita harus menjaga keutuhan NKRI sehingga tercapai Pemilu yang aman dan tertib serta demokratis. Yang paling penting adalah hasil akhirnya dapat bermanfaat bagi masyarakat bangsa dan negara,” terangnya,” terangnya.
Sementara itu, Yudi Zulfachri mengungkapkan, doktrin kebencian dan kemusuhan dengan slogan dan tujuan menerapkan syariat Islam itu hal yang salah. Yudi mendorong adanya UU terorisme itu harus menjawab permasalahan yang tidak terjawab selama ini.
“Jika ini tidak tuntas maka akan dianggap perang terhadap Islam, akibatnya tidak mendapat dukungan dari ormas-ormas Islam atau masyarakat Islam. Definisi tidak kekerasan yang menimbulkan rasa takut secara meluas seperti begal juga menjadi bagian dari tindakan teror,” ujar Yudi di sela acara buka puasa bersama.
Yudi juga mengapresiasi kinerja Polri dalam membangun silaturahmi kepada ulama untuk mengurangi paham radikalisme di Indonesia. Lebih lanjut Yudi menyarankan, masyarakat harus tetap berpikir sehat dan berlogika.
“Peristiwa kemarin ini kelompok-kelompok tertentu saja dari suatu agama. Masyarakat harus berpikir bijaksana juga agar tidak memperkeruh suasana,” ujar Yudi.[]