ABC, AUSTRALIA – Peneliti dari Universitas Wollongong Australia akan mengujicobakan pemberian asupan Omega-3 kepada para narapidana di Penjara Kota Nowra Australia. Uji coba ini untuk melihat dampak Omega 3 pada perilaku agresif mereka.
Dalam penelitian yang dilakukan Professor Barbara Meyers dan Professor Mitchell Byrne ini, narapidana akan dipilih berdasarkan kecenderungan perilaku agresif, impulsif, dan tingkat Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Hal ini terkait dengan hiperaktif dan kurangnya konsentrasi.
Menurut Profesor Meyers, studi percontohan sebelumnya menunjukkan hasil positif. Namun sampelnya tak cukup besar untuk menetapkan dampaknya pada perilaku agresif.
“Salah seorang tahanan mengaku memiliki rentang perhatian yang lebih besar ketika ikut penelitin ini. Dia jadi lebih tertarik belajar daripada hanya memandangi jendela,” jelasnya.
Sementara, Prof Byrne akan menilai dampak asam lemak dalam tubuh terhadap perilaku para tahanan. Menurutnya, sudah lama ada bukti bahwa Omega-3 memiliki manfaat kardiovaskular dan kesehatan fisik secara umum.
“Namun sekitar sepuluh tahun terakhir muncul penelitian yang menunjukkan peran penting Omega-dalam fungsi dan kesehatan kognitif, termasuk kesehatan mental dan cara kita memproses informasi,” jelas Prof Byrne.
Omega-3 terlibat dalam struktur seluler seluruh sel serta membentuk membran sel. Selain itu juga mendukung komunikasi antarseluler dengan menghasilkan proses berpikir yang lebih cepat. Manfaat lain Omega-3 yaitu mendorong produksi bahan kimia neuro seperti serotonin dan dopamin.
“Jadi, tanpa Omega-3 yang cukup, kita tidak dapat berfungsi pada kapasitas optimal. Karenanya seluruh kondisi yang melibatkan kognisi atau fungsi manusia yang lebih baik memerlukan dukungan Omega-3,” jelas Prof. Byrne.
Kecukupan Omega-3 dalam makanan dan dalam sel-sel, katanya, mendorong berfungsinya otak dengan lebih baik.
Ujicoba akan dilakukan pada narapidana di South Coast Correctional Center Kota Nowra untuk membuktikan hal ini lebih lanjut. Dia menjelaskan bahwa dari studi percontohan sebelumnya, peneliti mengidentifikasi adanya kaitan antara jumlah Omega-3 dalam darah seseorang dengan gejala-gejala agresif dan ADHD.
Ujicoba ini juga akan dikembangkan ke penjara lainnya di berbagai kota di Australia hingga tahun depan.Prof. Meyer menjelaskan sekitar 600 napi yang akan ambil bagian dalam penelitian.
Dalam prosesnya, para sampel akan diberikan asupan Omega-3 a atau plasebo secara acak dan dipantau selama 16 minggu.
“Kami juga mengukur kekuatan otot, karena Omega-3 sebenarnya meningkatkan kekuatan otot,” jelas Prof. Meyer.
Dia menambahkan, kandungan Omega-3 dalam darah para napi akan diukur juga karena jika kadarnya sudah tinggi, mereka tak akan mendapatkan manfaat dari ujicoba ini.[]
Sumber : ABC AUSTRALIA