More

    Mahasiswa ITB Kembangkan Alat Pendeteksi Kondisi Accu

    CbDiag dipamerkan dipameran tugas akhir “Electrical Engineering Days 2019″di Aula Timur ITB, 7 Agustus 2019. Dok. ITB

    Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) mengembangkan sebuah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi accu (aki) kendaraan. Mereka menamakannya dengan “CbDiag”.

    Teknologi tersebut merupakan tugas akhir dari Bondan Ari Rahmawan, Charlie Tahar dan M. Salman Galileo, mahasiswa jurusan Teknik Elektro ITB. Dengan CbDiag, pemilik kendaraan dapat mencegah terjadinya soak aki mendadak.

    “Alat ini juga dibuat karena banyak pengendara mobil saat ini cuma bisa tahu kondisi akinya kalau dibawa ke bengkel,” tutur Charlie seperti yang dirilis humas ITB.

    - Advertisement -

    Selain itu, menurut Charlie, selama ini alat yang dijual untuk mengecek kondisi aki hanya dapat memonitor tegangan. Hal itu tidak cukup untuk menguji kemapuan aki mobil, apakah masih bisa dipakai atau tidak saat melakukan proses starter pada mobil. Selain itu alat yang ada juga

    Saat ini, terdapat pula alat yang mampu menguji kemampuan arus dari aki mobil, namun hal tersebut sangatlah berbahaya. Berbaya karena berdasarkan tim peneliti, ketika menarik arus tinggi akan membuat aki yang hampir rusak.

    “Selain itu, penggunaan alat tersebut juga tidak mudah,” ujar Charlie

    CbDiaq

    Alat ini memiliki manfaat yang cukup utama bagi pengguna kendaraan, yakni pengguna dapat mengecek sendiri kondisi aki kendaraan mereka tanpa perlu pergi ke bengkel terdekat. Dengan ini, pengguna dapat mencegah kerugian waktu dan finansial akibat aki soak mendadak ketika memakai kendaraan, baik untuk kepentingan kerja, mudik, dan lainnya.

    Beberapa fitur unggulan yang menjadi daya tarik utama alat ini yaitu bisa digunakan untuk diagnosis aki mobil, mudah digunakan, bisa memberikan info tambahan seperti tegangan dan kapasitas aki, tidak rusak bila dipasang terbalik, dapat menompan hingga 100 hasil terakhir, dapat disinkronkan dengan ponsel android untuk notifikasi dan akses data diagnosis, serta mudah untuk dirawat, yakni hanya perlu disimpan di tempat kering dan tidak perlu ganti baterai.

    Pada alat ini, terdapat tiga jenis indikator kondisi aki, yaitu Baik, Hati – Hati, dan Buruk. Jika alat mengindikasikan Baik, maka aki masih bisa dipakai menyalakan mobil untuk waktu yang cukup lama. Indikasi Hati – Hati memberikan pesan kepada pengendara untuk merencanakan penggantian aki dalam waktu dekat. Apabila aki terindikasi buruk, maka pengguna harus segera mengganti aki, karena kemungkinan aki soak sangat tinggi ketika sudah terindikasi Buruk.

    Untuk melakukan pembuatan alat ini, digunakan teknologi pengukuran hambatan dalam dari baterai. Dalam pemodelannya, baterai dimodelkan sebagai sumber tegangan dan hambatan dalam. Hambatan dalam ini yang nantinya akan diukur dan menjadi acuan kondisi aki mobil, mengingat pada proses penyalaan mobil, terdapat arus listrik yang sangat tinggi yang akan ditarik dari aki. Selain itu, terdapat proses charge dan discharge pada aki yang nantinya menyebabkan efek sulfasi akibat adanya reaksi tidak sempurna. Karena hal tersebut, nilai hambatan dalam aki akan meningkat dan mengurangi kemampuan penghantaran arus pada aki.

    “Kami mempertimbangkan bahwa alatnya harus bersifat portable dan aman bagi pengguna. Akhirnya, diputuskan bahwa metode ini yang digunakan,” tutur Charlie

    Ke depannya, mereka berharap bahwa alat mereka bisa digunakan dan bermanfaat untuk kehidupan masyarakat. Selain itu, mereka juga memiliki rencana pengembangan CbDiag, yakni kemampuan prediksi waktu soak aki, yang tentunya akan sangat membantu para pengguna kendaraan.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here