More

    Rektor UGM : Pengunduran Diri Prabowo Sebagai Ketidakdewasaan Berpolitik

    Ahmad Fauzan Sazli

    Bersalaman
    Prabowo bersalaman. Foto : Frino Bariarcianur

    YOGYAKARTA, KabarKampus – Pengunduran diri Prabowo Subianto, Calon Presiden omor urut satu dari proses pemilihan presiden banyak disayangkan oleh sejumlah pihak. Salah satunya, Prof. Dr. Pratikno, Rektor Universitas Gadjah Mada.

    Rektor UGM beranggapan sikap Prabowo menolak pelaksanaan Pilpres merupakan sikap  yang tidak demokratis dan ketidak dewasaan dalam berpolitik. Hal itu karena selama ini belum ada kandidat yang menyatakan mengundurkan diri dalam proses pilkada atau pemilu.

    - Advertisement -

    “Ini untuk pertama kalinya di Indonesia,” kata Pratikno.

    Ia menjelaskan, seharusnya Prabowo mengikuti proses rekapitulasi perhitungan suara hingga selesai bahkan sampai KPU mengumumkan pemenang pilpres. Kalau pun menolak hasi pilpres maka secara konstitusional bisa digugat di tingkat MK.

    “Sikap inkonsisten ini sangat disayangkan. Di satu sisi menyatakan tunduk terhadap konstitusi, tetapi di sisi lain menolak menggunakan mekanisme yang diatur dalam konstitusi,” kata Pratikno.

    Menurut Pratikno, pernyataan mengundurkan diri dari proses Pilpres ini bisa berimplikasi pada gugurnya hak konstitusi untuk mengajukan gugatan hasil Pilpres ke MK. Ia berpendapat, demokrasi membutuhkan kepatuhan terhadap aturan main. Seharusnya pasangan capres dan cawapres yang ikut dalam pemilu presiden sebaiknya tetap menghormati proses dan hasil yang telah ditetapkan oleh KPU.

    “Masyarakat luas sudah menunjukkan kedewasaannya dalam berpolitik dengan keaktifan dalam Pilpres, dan tanpa gejolak dalam suasana yang menegangkan. Saatnya elit nasional justru harus belajar pada kearifan politik masyarakat.”[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here