More

    Mahasiswa UGM Kenalkan Kampung Keliling Jerman

    Ahmad Fauzan Sazli

    ugm.ac.id

    JOGJAKARTA, KabarKampus –Mahasiswa Universitas Gajah mada (UGM) memperkenalkan kampung kota yang ada di Jogjakarta di empat universitas di Jerman. Mahasiswa UGM tersebut adalah dua belas mahasiswa program studi Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK), Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM yang tergabung dalam kelompok studi Planogama.

    Para mahasiswa itu adalah Zeindha Hamidi, Raisa Savitri Ramadani, Nur Azizzah Irawati, Akhmad Fais Fauzi, Mayang Rahmi Novita Sari, Nur Restiani Setyaningrum, Emi Fatma Widayani, Jati Pramono, Salsabila Daniastri, Diniarsari Nur Izzati, Wahyu Kusuma Astuti, dan Rendy Adriyan Diningrat. Mereka adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa study visit dari DAAD (Deutscher Akademischer Austausch Dienst) yang merupakan sebuah lembaga pendidikan Jerman yang berperan dalam pelaksanaan program study visit dan study exchange bagi para mahasiswa.

    - Advertisement -

    Mahasiswa UGM itu mendapat kesempatan memperkenalkan kampung di Jerman pada 16-30 April lalu. Kampung-kampung tersebut adalah Kampung Ndalem, Kampung Alun-Alun, Kampung Kricak, dan Kampung Citran.

     

    Menurut ketua kelompok Studi Planogama, Zeindha, bahawa mereka diundang oleh  DAAD untuk mempresentasikan hasil penelitiannya di Universitas Stuttgart, Universitas Kassel, Universitas Weimar, dan Universitas Koln. Penelitian tersebut berjudul Kampung Kota sebagai Model Compact City di Indonesia dengan beberapa kampung di Yogyakarta sebagai studi kasusnya.

    Zeindha mengungkapkan dipilihnya kampung kota sebagai objek studi penelitian, dikarenakan kampung merupakan fenomena spatial yang unik di Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan Mc.Gee pada tahun 1996, sekitar 80% kebutuhan huni di Indonesia dipenuhi oleh permukiman yang berada di area kampung. Berbeda dengan desa, kampung tumbuh di area perkotaan sebagai kawasan permukiman yang informal, organis, dan cenderung tidak terencana.

    Dari penelitian yang dilakukan oleh kelompok studi Planogama, diketahui bahwa Kampung Kota di Indonesia dapat disebut sebagai model kota kompak (compact city) berdasarkan enam atribut penilaiannya. Atribut tersebut meliputi sejarah, kepadatan penduduk, penggunaan lahan, skala mobilitas, transportasi, dan juga kesejahteraan sosial. Dari segi historis, tiap Kampung memiliki nilai sejarahnya masing-masing. Misalnya saja, Kampung Ndalem dan Kampung Alun-Alun yang berada di Kotagede merupakan refleksi dari lokasi Kerajaan Mataram Islam sebagai pusat pertumbuhannya.

    “Di Indonesia beberapa kampung menunjukan karakter yang slum (kumuh), berbagai program pemerintah atau pun inisiatif swasta telah banyak dilakukan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kampung seperti Kampung Improvement Program (KIP). Nah, jika Jerman memiliki kota kompak yang serba terencana, Indonesia telah memulainya dengan permukiman tak terencana,”Kata Zeindha seperti dilansir dari humas UGM, Senin, (14/05).[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here