More

    Hidup Mati di Tepi Rel Kereta Api

    Menggantung hidup di atas kereta api
    Menggantungkan hidup di atas kereta api

     

    FOTO-FOTO : AHMAD FAUZAN SAZLI

    Hidup Mati di Tepi Rel Kereta Api

    - Advertisement -

    Perjuangan hidup harus dilanjutkan, begitulah harapan pedagang di tepi rel kereta api se-Jabodetabek. Tapi PT Kereta Api Indonesia punya pandangan lain, pelebaran stasiun harus direalisasikan demi kenyamanan ribuan penumpang.

    Penggusuran telah terjadi. Preman-preman pun tak ketinggalan membantu PT Kereta Api Indonesia. Pedagang yang dibantu mahasiswa tak banyak berbuat apa-apa. Saat linggis, kayu, hardikan menghantam mereka, hanya satu pilihannya, blokir rel kereta api.

    Tidak hanya balok kayu, foto-foto pemimpin bangsa ini pun mereka letakkan di atas rel. Mereka menegaskan bahwa pemimpin bangsa hilang ketika rakyatnya satu sama lain saling baku hantam. Pemblokiran Stasiun Poncok Cina, Depok, 14 Januari 2013, membuat ribuan penumpang di semua stasiun Jabodetabek menjerit. Semuanya menjerit.

    Pedagang dan mahasiswa kecewa. Mereka tak terima niat dialog dengan PT KAI harus berhadapan dengan kekerasan. Padahal mereka hanya ingin meminta sedikit ruang hati nurani pengelola PT KAI untuk menempatkan mereka ketika harus hijrah dari tepi rel kereta. Keselamatan penumpang adalah tugas PT KAI sama pentingnya menyelamatkan hidup para pedagang yang bertahun-tahun membayar sewa. Haruskah hubungan baik selama ini berantakan? Hubungan yang tak semata karena uang.

    Di atas kepala, langit Jabodetabek mendung. Di dalam hati berkecamuk perasaan. Bagaimana pun pahitnya perjuangan hidup harus dilanjutkan, seperti laju kereta, meski ribuan warga telah kecewa.[teks: Frino]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here