More

    GoLive, Wadah Diskusi Pelajar Indonesia di Australia Selatan

    Dias Satria

    18 11 2013 GoLive

    Salah satu kegiatan GoLive Indonesia di Australia Selatan. Photo: Dias Satria (Credit: ABC)

    - Advertisement -

    Selain berusaha menyelesaikan pendidikan yang mereka jalani, para pelajar Indonesia di Australia juga terlibat dalam berbagai kegiatan lain. Di Adelaide, Australia Selatan, salah satu kegiatan akademik bernama GoLive Indonesia. Dias Satria saat ini sedang melanjutkan studi Phd di School of Agriculture, Food and Wine, di Universitas Adelaide.  Dosen di Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, ini menjabat sebagai ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia Selatan. Dia menjelaskan apa yang dilakukan GoLive Indonesia.

    Aktivitas akademik yang digagas para pelajar Indonesia di Australia saat ini mulai tumbuh dan berkembang, dan geliat ini saya pikir merupakan potensi yang positif untuk memajukan indonesia.

    Kita patut bangga karena potensi inilah yang menjadikan kekuatan pelajar Indonesia dibandingkan dengan komunitas pelajar dari negara lain.
    Sejak melanjutkan studi PhD di University of Adelaide tahun 2011, saya bergabung denganGoLive indonesia dan PPIA untuk bekerjasama mengembangkan atmosfir akademik pelajar di Australia Selatan.
    Meski GoLive berdiri bukan dari gagasan pelajar Indonesia, namun dalam perjalanannya didukung penuh oleh pelajar Indonesia yang ada di Australia Selatan.
    Di bulan Juli 2011, GoLive Indonesia lahir atas inisiatif Dr Mari Pangestu (Menteri Perdagangan) dan Prof. Christopher Findlay (Dean, School of Profession University of Adelaide) untuk mengembangkan diskusi di bidang integrasi ekonomi sebagai respon dari pertemuan ASEAN  yang diadakan di Indonesia pada saat itu.
    Namun dalam perjalanannya, GoLive indonesia yg dikoordinasi oleh Dr Risti Permani, pengajar dan peneliti di Universitas Adelaide lebih banyak menggelar kegiatan workshop dengan tema beragam dan pembicara dari pelajar Indonesia dan juga peneliti asing yang menekuni masalah Indonesia.
    Sejak menjadi volunteer untuk mendukung GoLive Indonesia, begitu banyak manfaat akademik dan non akademik yang saya dapat.
    Wadah ini tidak hanya mampu menciptkan koneksi dan network di antara pelajar Indonesia, namun lebih dari itu wadah ini mampu menjadi media “transfer of knowledge”.
    Dalam diskusi GoLive, banyak spektrum ilmu yang dipaparkan. Sebagai contoh, knowledge terkait dengan policytentang penanggulangan banjir di Jakarta, policy tentang energi yang tepat untuk geografi Indonesia, kebijakan pertanian dan ketahanan pangan, kebijakan sektor kelautan, kebijakan pendidikan, serta topik-topik lain yang begitu menarik jika dihubungkan dengan bidang ilmu yang saya tekuni, yaitu ilmu ekonomi.
    Bagi saya, diskusi-diskusi ini secara tidak langsung telah merangkaikan sebuah pemahaman atas pentingnya sebuah integrasi keilmuan dalam sebuah pengambilan kebijakan.
    Hal ini disebabkan karena efektifnya sebuah kebijakan sangat tergantung dari pemahaman policy maker atas kompleksitas masalah yang dihadapi. Dalam konteks ini GoLive Indonesia mampu mengisi ksenjangan tersebut dengan memperkaya khasanah keilmuan dari berbagai bidang yang berbeda. Disisi lain, wadah ini juga telah membangun sebuah atmosfer akademik serta koneksi antar para pelajar Indonesia.
    Tantangan ke depan bagi GoLive Indonesia adalah bagaimana aktivitas ini secara berkelanjutan menarik minat pelajar Indonesia untuk terus berkontribusi membagi pengetahuan atau keilmuannya bagi sesama pelajar Indonesia.
    Tidak hanya itu, tantangannya adalah bagaimana mentransmisikan pemikiran hasil diskusi tersebut menjadi sebuah rekomendasi kebijakan, serta mudah dipahami oleh masyarakat.
    * Tulisan ini adalah pendapat pribadi.
    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here