Ahmad Fauzan Sazli
BANDUNG, KabarKampus – Terhentinya program pembuatan pesawat N-250 akibat krisis moneter tak membuat para ahli pembuat pesawat di negeri ini berhenti membuat pesawat canggih. Sebuah pesawat baru asli buatan Indonesia bernama R-80 (Regio Prop 80) akan lahir menggantikan pesawat N-250. Pesawat ini diyakini memiliki spesifikasi lebih canggih dari generasi sebelumnya tersebut.
Agung Nugroho, Direktur Utama PT.Regio Aviasi Industri mengatakan, peluang Program R-80 sebagai industri dirgantara nasional dirasa tepat bagi Indonesia sekarang atau kedepannya. Data di tahun 2012, Indonesia memiliki 70 juta penumpang per tahun atau 1/3 dari jumlah penduduk sekarang.
“Diperkirakan, angka tersebut naik menjadi 500 juta penumpang per tahun. Angka tersebut merupakan ‘berkah’ bagi kedirgantaraan di Indonesia”, ujar Agung seperti yang dilansir pada laman ITB kemarin, Jumat, (08/11/2013).
Menurutnya, pengembangan program R-80 yang dimulai di tahun 2013 ini akan memiliki spesifikasi lebih canggih dari N-250. Nantinya, pesawat R-80 akan memiliki badan pesawat lebih besar dengan daya tampung sampai 70-90 penumpang. Pesawat ini juga lebih hemat bahan bakar, biaya operasi rendah, dan tetap menggunakan baling-baling sebagai penggerak pesawat.
Sementara itu Dr. Hisar M. Pasaribu, Dosen Teknik Penerbangan ITB menjelaskan, bahwa dibalik peluang yang besar tersebut, pelaksanaan Program R-80 bukan tanpa tantangan. Tantangan lain yang dihadapi oleh kedirgantaraan Indonesia diantaranya, air navigation, MRO pesawat (Maintenance, Repair, Operating), transportasi udara, regulasi dan kebijakan, pendidikan dan latihan kedirgantaraan, dan kebandaraan.
“Program R-80 juga perlu dukungan pemerintah, jika tidak pasar kita akan hilang. Kita sudah tahu potensi kita besar. Kalau dibiarkan, bisa saja ‘orang luar’ yang menikmati berkah ini”, kata Hisar.