Ukhradiya Maghrifa Safira
Belakangan ini isu lingkungan yang paling ramai dibicarakan adalah Global Warming atau Pemanasan Global. Mungkin sebagian besar dari kita menganggap isu tersebut hanya seputar peningkatan suhu yang mengakibatkan cuaca terasa panas. Tapi sebenarnya, Global Warming memiliki dampak yang jauh lebih besar dibanding sekedar peningkatan suhu bumi. Dampak tersebut antara lain terbentuknya gurun pasir baru, punahnya beberapa spesies flora dan fauna, meningkatnya permukaan air laut, pelelehan es di kutub, perubahan musim yang drastis, dan masih banyak lagi.
Global Warming sebenarnya adalah efek dari suatu fenomena yang dikenal dengan Efek Rumah Kaca (Green House Effect). Fenomena ini disebabkan akumulasi gas buangan, seperti karbondioksida, di udara yang menghalangi terpantulnya kembali cahaya matahari ke luar atmosfer. Akibatnya, cahaya matahari terperangkap di bumi dan mengakibatkan suhu bumi naik. Global Warming dikaitkan dengan polusi udara akibat gas buangan pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor.
Sebagai warga negara bumi, tentunya kita pun turut serta menyumbangkan polusi. Bagaimana tidak? Semua aktivitas kita sejak lahir sampai sekarang semuanya bergantung kepada bumi. Karena itu, peran kita sebagai warga negara bumi adalah turut menjaga dan melestarikan bumi dengan berusaha menjalani gaya hidup hijau atau Green Lifestyle.
Gaya hidup hijau tidak selalu rumit dan berkesan “wah”. Gaya hidup hijau bisa dimulai dari diri kita sendiri, kemudian dapat kita tularkan ke lingkungan sekitar kita. Pertama adalah membiasakan diri hidup hemat energi. Caranya mudah, matikan lampu di siang hari, gunakan lampu hemat energi dan biasakan untuk menghemat penggunaan bensin. Atau sesekali gunakan kendaraan umum untuk pergi ke tempat kerja atau sekolah.
Kedua adalah mengurangi penggunaan plastik dan kertas. Misalnya jika kita berbelanja bawalah tas kain yang bisa dilipat sehingga dapat dijadikan pengganti plastik. Atau, jika kita membawa tas dan membeli sebotol minuman, ada baiknya minuman tersebut langsung kita masukkan tas tanpa perlu dibungkus plastik. Mengurangi penggunaan kertas di sini maksudnya adalah lebih sering menggunakan kertas daur ulang dan menghemat penggunaan kertas baru. Atau kita bisa beralih ke buku elektronik (e-book) sehingga kita tinggal membacanya melalui layar komputer atau netbook tanpa perlu mencetaknya.
Ketiga adalah membiasakan memilah-milih sampah. Hal ini penting untuk memudahkan proses daur ulang. Umumnya sampah dipisahkan menjadi sampah organik (seperti sisa makanan) dan anorganik (plastik, gelas, dan sebagainya). Dan tentunya, hindari membuang sampah sembarangan. Sekecil apapun sampah yang kita buang, jika kita terbiasa melakukannya, justru akan menjadi besar dan banyak. Bayangkan, jika setiap orang di bumi membuang satu bungkus permen, berapa banyak gunung bungkus permen yang bisa terbentuk?.
Gaya hidup sehat tidak hanya terbatas pada hal-hal di atas, tetapi masih sangat luas. Tentunya kita memiliki cara tersendiri untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Yang terpenting adalah apa yang kita lakukan untuk bumi, bukan apa yang kita peroleh dari bumi. Karena sebenarnya, bumi telah memberikan begitu banyak kepada kita bahkan tanpa pernah kita memintanya. Bumi menyediakan air, udara, tanah, tumbuhan, hewan dan sebagainya untuk kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jadi, mari kita terapkan gaya hidup hijau demi menjaga kelestarian bumi kita. Salam hijau![]