Suriyani – Universitas Jambi
Dunia diciptakan untuk dihidupkan oleh penghuninya. Sang pencipta mencetaknya dengan sempurna penuh dengan keindahan. Hingga duniaku tidak lagi menjadi indah, bahkan menyandang kata sempurna semakin jauh dan bukan lagi dihidupkan namun dimatikan.
Tatkala dunia asri. Bagaikan sehektar kebun subur yang ditumbuhi pepohonan anggur dan berpagarkan pohon-pohon kurma yang mengelilinginya. Ditepinya terbentangkan sungai yang airnya jernih dan segar. Sungguh imajinasi yang tepat pada puncak tertinggi.
Namun itu hanya imajinasi belaka. Lihatlah kebun itu sekarang !
Tanahnya kering, gersang, dan berdebu bahkan rumput enggan untuk tinggal menumbuhinya. Sungaipun tak lagi sedap dipandang mata, ia turut kering hanya tersisa segenggam air yang dihuni oleh bayi-bayi gerombolan nyamuk.
Saya dilahirkan disuatu desa yang masih jauh terjamah dari sentuhan kota. Sejak menempuh sekolah TK hingga SMA saya menempuh pendidikan di desa itu. Setiap pagi masih terasa dinginnya embun yang membawa kesegaran dan itu semakin meningkatkan semangat saya. Menjalani aktifitaspun seakan tak ada rasa keluhnya, karena keadaan alam dan makhluknya begitu serasi, selaras penuh dengan keseimbangan yang saling menjaga satu sama lain.
Hingga masa-masa itu mengaburkan diri. Tatkala saya harus memantapkan pendidikan yang berjalan kejenjang berikutnya yakni pendidikan perkuliahan di kota.
Perbedaan kontras sangat terasa ketika saya tinggal di kota. Hawa segar sudah lenyap, yang tersisa hanya rasa kegerahan dan kepanasan. Memang ada suasana kesegaran di kota. Namun itu hanya ada dalam stok terbatas, hanya di peruntukkan bagi orang-orang yang memiliki barang-barang elektronik-elektronik ini. Kipas angin, AC dan Kulkas.. Ini semua adalah dampak dari meningkatnya suhu permukaan global. Dan penyebab utama pemanasan global adalah Efek rumah kaca, Efek umpan balik dan Variasi matahari.
Suhu iklim yang berubah secara drastis sangat beresiko terhadap manusia dan makhluk hidup lainnya. Model iklim yang ekstrim menimbulkan skenario cerita mengenai emisi gas-gas rumah kaca semakin populer. Hal ini terjadi karena adanya dominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan oleh manusia. Selain itu polusi dari pembakaran minyak fosil juga merupakan penyebab lain perubahan iklim. Singkat kata Perubahan iklim mengancam dunia kita.
Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan. Terpengaruhnya hasil pertanian menyebabkan produksi makanan semakin sulit, dan ini memicu merosotnya perekonomian.
Tak dapat dipungkiri perdebatan mengenai pandangan pemanasan global semakin meriah. Banyak para ilmuwan yang saling berbeda pendapat tentang keadaan dan akibat dari pemanasan global itu sendiri. Beberapa ilmuwan masih meneliti apakah suhu di dunia benar-benar meningkat. Dan ada pula yang membantah mengenai keadaan dunia dimasa depan yang diprediksi semakin buruk. Karena yang mengetahui keadaan masa depan hanyalah Tuhan semata.
Namun apapun perdebatan mereka, pada kenyataannya saat ini dunia memang benar-benar panas.
Beberapa penanggulangan yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah banyak diantaranya adalah penerapan Sistem Green Life. Sejatinya, gerakan Ini bukan sekedar gerakan moral dalam membangun kesadaran terhadap lingkungan, tetapi lebih jauh merupakan gerakan taktis dan strategi guna mengantisipasi perubahan iklim di masa sekarang dan yang akan datang.
Dan Sebaiknya penerapan Sistem Green Life dikenalkan sejak dini kepada anak-anak, sehingga kita dapat membudayakan dan melaksanakan sistem Green Life, dan dapat menjadi bagian dari gaya hidup kita.[]