More

    Global Warming is Never Ending

    Mariatul Kiptiyah – Universitas Jember

    Global Warming bagaimana kabar hari ini ?, isu yang terus-terusan booming tanpa penyelesaian yang pasti. Proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer bumi sudah terjadi sejak abad ke-20, dan lagi-lagi aktivitas manusia di bumi yang menyebabkan hampir sebagian besar konsentrasi gas rumah kaca meningkat.

    Intergovernmental Panel on Climate Change (IPPC) mengungkapkan bahwa, sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya ga-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Beberapa ilmuwan tidak sependapat dengan ungkapan IPPC tentang penyebab terbesar global warming. Kurang tepat sasaran rasanya, jika hanya memperdebatkan kebenaran dari perbedaan opini. Gara-gara hanya ingin mendapatkan pengakuan atas hak suara, partisipasi untuk menggalang gerakan peduli global warming tidak lagi terpikirkan.

    - Advertisement -

    Memang benar, semakin banyak spekulasi semakin banyak orang mencari pengakuan diri. Sampai-sampai para pembaca dan penonton dibuat bingung sendiri, lalu dimana arti kebenaran ucapan yang sejati? pada dasarnya manusia hanya bisa berbicara tanpa mau peduli.

    Model iklim yang dijadikan acuan oleh IPPC menunjukkan bahwa, suhu permukaan global akan meningkat 1.1 sampai 6.4 8 °C (2.0-11.5 8 °F). antara tahun 1990 dan 2100. Pengakuan yang menguatkan bahan yang dijadikan sebagai acuan oleh IPPC yaitu adanya skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas rumah kaca dimasa mendatang dan model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Pemanasan emisi permukaan air laut akan terus berlanjut, bahkan sampai lebih dari seribu tahun lagi. Meskipun emisi gas rumah kaca sudah stabil, namun besarnya kapasitas air laut tetap meningkat.

    Beberapa ilmuwan masih ragu terhadap jumlah pemanasan yang akan terjadi di masa yang akan datang dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Perdebatan antara politik dan publik sampai saat ini masih dipenuhi segudang pertanyaan besar tanpa solusi.

    Pertanyaan yang penuh dengan ketidakpahaman dan kesadaran mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Politik dan publik sama-sama dibuat bingung sendiri, para politikus yang mendapatkan wewenang tinggi hanya sekedar obral janji seperti calon legislatif yang melayakkan diri untuk dipilih dengan seribu macam janji. Publik diombang-ambing semakin terhipnotis dan kurang inisiatif untuk membuat keputusan sendiri.

    Keputusan untuk melakukan gerakan peduli global warming seharusnya menjadi dorongan kuat dari setiap diri yang berakal dan mengaku-ngaku memiliki pendidikan tinggi sebagai pioner masa depan negeri.

    Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata-rata 1-5 °C. Pemanasan global yang akan terjadi pada tahun 2030 dapat diperkirakan meningkat sekitar 1,5-4,5 °C.

    Semakin lama dampaknya semakin menjadi-jadi, pemilik kendaraan roda dua dan roda empat semakin gengsi, jika belum mendapatkan eksistensi diri dari kemewahan kendaraan pribadi. Partisipasi mendukung mitigasi dan adaptasi dengan menanam pohon tembresi dan pohon nipah sebagai sumber energi terbaru dapat meminimalisasi kasus global warming di bumi. Pemanfaatan plastik polyethylene sebagai peningkat mutu beton akan mengurangi pembakaran sampah plastik.

    Beraksi bukan sekedar berkoar-koar di depan Gedung DPR RI, Bundaran HI atau bahkan istana Presiden RI. Aksi penyelamatan global warming bukan hanya diiringi dengan unjuk gigi atau hanya sekedar ingin diliput reporter televisi. []

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here