Luh Putu Eka Yani
Harus ada usaha yang kita lakukan untuk bumi ini, bukan hanya sekedar menuntut!
Life is not to do everything but to do something to the world.
Apakah kita sadar akan dampak dari global warming? Mencairnya es di kutub utara dan selatan, naiknya level permukaan laut, perubahan iklim, cuaca yang semakin ekstrim, serta gelombang panas yang semakin panas merupakan teguran alam yang menunjukkan bahwa bumi yang kita cintai ini sedang mengalami kerusakan menuju kehancuran (Agus, 2008). Lalu, bagaimana nasib dunia kedepannya? Akankah bumi bisa terselamatkan?
Apa yang bisa dilakukan?
Telah banyak media yang menyediakan berbagai alternatif cara untuk mengerem dampak dari global warming. Salah satunya seperti solusi yang ditawarkan oleh suprememastertv.com pada mind map dibawah ini.
Selain cara di atas, mengolah sampah merupakan solusi tepat dan sederhana yang dapat kita lakukan. Lalu apa hubungannya global warming dengan sampah? Membuang sampah hingga menumpuk akan menjadi mata rantai dari global warming secara tidak langsung. Penumpukan sampah akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), gas-gas inilah yang berperan aktif dalam peningkatan global warming.
Inovasi, Langkah Kongkret: 3RC dan Bank Sampah
Pola yang dapat dipakai dalam menanggulangi sampah mencakup Reduce, Reuse, Recycle dan Composting (3RC) yang merupakan fondasi dari penanganan sampah secara terpadu. Reduce yaitu mengurangi sampah, reduce yaitu menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai, recyle yaitu mendaur ulang. Reuse dan recycle dapat diduetkan dengan inovasi bank sampah.
Bank sampah ini berfungsi untuk menampung barang-barang yang masih dapat dipakai seperti kertas-kertas, botol, besi dan lain-lain per jenisnya. Selain untuk menampung sampah, cara ini juga dapat menjadi salah satu bisnis yang menjanjikan.
Pernyataan ini juga didukung oleh hasil statistik bulan Mei 2012, bank sampah menghasilkan 2,001.788 kg sampah dan uang sebesar Rp. 3.182.281.000 per bulannya (Mentri Lingkungan Hidup, 2012). Bahkan SMPN 4 Singaraja, telah menerapkan cara ini dan keuntungan digunakan untuk menggaji salah satu pegawai di sekolah tersebut.
Disisi lain, untuk sampah organik dapat dilakukan cara dengan menampungnya kemudian diolah sehingga dapat dijadikan pupuk. Hal ini juga mengambil bagian dalam mengurangi global warming karena pupuk organik jauh lebih ramah lingkungan dibandingkan pupuk dari bahan kimia. Cara simpel untuk dapat diterapkan oleh siapa saja.
Eco Trash Bin
Kurang menariknya konsep dan kurangnya jumlah tempat sampah yang ada juga menjadi salah salah satu penyebab sampah di bumi ini merupakan salah satu alasan pembuangan sampah sembarangan ke kawasan terbuka.
Padahal tempat sampah yang terjangkau serta ramah lingkungan dapat dibuat dari limbah yang tidak digunakan, seperti yang dilakukan siswa smanbara yang membuat desain tempat sampah dari pelepah pisang, hal ini cukup inovatif, ramah lingkungan dan rendah biaya (Wijaya dkk, 2013). Selain itu, inovasi ini juga dapat ditiru bahkan dikembangkan.
Usaha meminimalisir global warming tidaklah mustahil, salah satunya adalah pengolahan sampah. Penanganan sampah bisa dilakukan dengan 3RC yang dikolaborasikan dengan Bank sampah, serta langkah ramah lingkungan yaitu pembuatan Eco Trash Bin. Cara yang sederhana namun dapat memberikan dampak yang luar biasa jika kita dapat merubah pola pikir, perilaku serta pola hidup.
Mari bergerak, lakukan langkah konkret untuk bumi tercinta. []
DAFTAR ISI
Wijaya, K. S. A. 2013. Pemanfaatan Limbah Pelepah Pisang sebagai Bahan Pembuatan Tempat Sampah Biodegradable (NED WASTEBASKET) Berskala Rumah Tangga. Karya Ilmiah. Bali.
Menteri Lingkungan Hidup. 2012. Profil Bank Sampah Indonesia. Diakses dari http://www.menlh.go.id/profil-bank-sampah-indonesia-2012/ pada tanggal 10 Maret 2014.
Supreme Master Television. 2008. Solving Global Warming Doing Something. Diakses dari http://mmail.suprememaster.tv/data/cheditor/0803/combatingglobalwarmingmap2.jpg pada tanggal 11 Maret 2014.
Agus, dkk. 2008. Global Warming. Artikel : Edisi pertama. Diakses dari http://argawanajogja.files.wordpress.com/2008/07/pemanasan-global.pdf pada tanggal 10 Maret 2014.