More

    Green Lifestyle dan Religiositas

    Ahmad Syauqi Sumbawi
    Kerusakan lingkungan hidup menjadi masalah krusial secara global yang dihadapi oleh umat manusia kontemporer. Permasalahan ini tidak hanya ditandai dengan berbagai fenomena alam, seperti tanah longsor, banjir, global warming, climate change, krisis air bersih, dan sebagainya, tetapi juga menunjuk pada penurunan kualitas sumberdayanya.

    Menanggapi permasalahan di atas, berbagai komunitas peduli lingkungan hidup berusaha membangkitkan keprihatinan mondial dan menjadikannya sebagai isu global, dengan berbagai kampanye dan kegiatan konservasi, termasuk green lifestyle. Akan tetapi, usaha-usaha tersebut tampaknya belum memadai, bahkan menjadi dilema sendiri, karena harus bersaing dengan tuntutan kebutuhan hidup manusia.

    Secara teologis, lingkungan hidup merupakan ciptaan Tuhan. Meskipun manusia diberi kebebasan dalam pemanfaatan sumberdayanya untuk kesejahteraan, namun hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari tanggungjawab dalam konservasinya. Karena itu, demi menjaga kelangsungan hidup dan eksistensi manusia secara utuh, keberadaan nilai-nilai spiritualitas menjadi urgen dalam permasalahan lingkungan hidup secara keseluruhan.

    - Advertisement -

    Pada titik ini, green lifestyle sebagai pola hidup yang ramah terhadap lingkungan perlu dibangun dengan nilai-nilai agama.

    Peran Agama dalam Konstruksi Green Lifestyle
    Keberadaan agama sebagai dasar green lifestyle mengandung konsekuensi bahwa seluruh aktivitas ekologis manusia merupakan perintah Tuhan. Keyakinan bahwa Tuhan sebagai pencipta dan pemilik lingkungan hidup, menegaskan kewajiban manusia untuk menyesuaikan aktivitas ekologisnya dengan kehendak-Nya.

    Nilai-nilai agama menempatkan manusia pada posisi vital, dimana dengan seluruh potensinya, baik fisik, rasional, maupun spiritual, manusia merupakan makhluk yang paling potensial dalam pengelolaan lingkungan hidup. Karena itu, pengelolaan lingkungan hidup harus bermanfaat bagi kemanusiaan secara luas, yang diarahkan pada peningkatan harkat dan martabat, serta kualitas religiositas manusia.

    Pada titik ini, keterkaitan di antara keduanya menunjuk pada formulasi, yaitu keberadaan nilai-nilai agama sebagai dasar, sedangkan green lifestyle merupakan implementasinya.

    Green lifestyle perspektif agama, tentunya berbeda dengan konsep yang dibangun berdasarkan moralitas sekuler. Sebagaimana kajian ekologi modern, tidak dipungkiri, dasar moralitas mampu melahirkan prinsip bertanggungjawab bagi manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup. Akan tetapi, nilai-nilai moralitas sekuler tampaknya tidak cukup.

    Realitas menunjukkan bahwa dalih peningkatan kesejahteraan manusia lebih kuat daripada komitmen terhadap konservasi lingkungan hidup. Akibatnya, masyarakat modern kerapkali mengabaikannya demi memenuhi berbagai kebutuhannya yang terus bertambah.

    Menilik fenomena di atas, keberadaan nilai-nilai spiritual menjadi kebutuhan mendesak dewasa ini. Tidak hanya penting dalam memposisikan manusia secara utuh, tetapi juga menegaskan bahwa green lifestyle merupakan sarana, sekaligus bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada-Nya.

    Perpaduan sebagai dasar dan tujuan, menyiratkan sebuah proses yang mengantarkan nilai-nilai agama dari posisi sebagai dasar, menuju posisinya sebagai tujuan. Karena prosesnya terjadi di “dalam”, maka proses tersebut tidak lain adalah “proses” keberagamaan. Maksudnya, nilai-nilai agama sendiri yang melahirkan proses tersebut. Hal ini berarti, nilai-nilai agama tidak hanya merupakan dasar dan tujuan, tetapi juga sebagai motivator.

    Urgensi motivasi keagamaan menjadi krusial terkait rusaknya lingkungan hidup dewasa ini. Karena itu, intensifikasi pemahaman dan kesadaran holisme-integralistik yang dilandasi, digerakkan, serta diarahkan oleh nilai-nilai agama, terkait hubungan manusia dengan lingkungan hidup merupakan entry point dalam mengurai permasalahan di atas.

    Dalam skenario ideal, hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas religiositas umat beragama, serta menjadikannya sebagai masyarakat terdepan dalam berbagai kegiatan konservasi dan implementasi green lifestyle secara praksis sehari-hari.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here