Sheila Pratiwi
Bumi kita sudah jauh dari kata hijau dan asri. Global warming terjadi di mana-mana. Penebangan liar bahkan kebakaran hutan masih kerapkali menjadi kabar utama berita di berbagai belahan dunia. Generasi bangsa yang sudah tak acuh akan kelangsungan bumi rasanya menyayat hati sang bumi pertiwi. Sebagai generasi muda, anak-anak masa kini harus diajarkan dan diberikan pengarahan akan pentingnya hidup “hijau”. Anak-anak di sini bukan berarti kita harus menunggu berkeluarga dan memiliki anak untuk diajari, adik atau sepupu kita juga bisa kita bantu untuk menerapkan hidup “hijau”. Selagi mereka masih dini, mindset tentang cinta lingkungan pada anak masih bisa dibentuk. Salah satu caranya dengan mengajarkan mereka untuk menanam pohon.
Nggak Asyik ah. Nggak seru. Mungkin itulah kata-kata yang terlontar dari anak-anak ketika kita mengajaknya bercocok tanam. Menanam memang terkesan membosankan, tapi jika dimodifikasi dengan cara yang menyenangkan, anak-anak pun pasti bersemangat dbuatnya. Mengapa tak coba cara-cara berikut ini?
Menanam pohon dengan anak-anak akan lebih menarik jika mereka dibebaskan memilih tanaman yang akan mereka tanam dan diizinkan menggambar dan menghias sendiri pot pohon yang akan mereka pakai. Mereka pasti akan memilih tanaman sesuai selera mereka, dan kecintaan mereka dengan tanaman itu pasti lebih tinggi dibandingkan jika tanaman yang akan mereka tanam dipilihkan oleh orang lain, bukan? Bebaskan pula kreativitas dan imajinasi mereka ketika menggambar pot dari pohon yang mereka tanam. Saat mereka berbangga diri, pujilah! Ketika dipuji, anak akan mengerti bahwa menanam adalah hal yang baik dan membanggakan, lalu mereka pun akan lebih menyayangi dan merawat tanamannya.
Selain itu, anak dapat menulis nama mereka pada pot pohon yang mereka tanam. Berikan kepercayaan kepada mereka bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas pohon dengan pot yang bertuliskan nama sang anak. Jangan lupa dengan lebih dulu memberi pengarahan tentang cara merawat tanaman tersebut. Anak dapat merasa lebih memiliki dan mencintai tumbuhan yang mereka tanam. Dalam poin ini, selain mengajarkan cinta lingkungan, kita juga mengajarkan anak-anak tentang disiplin dan tanggung jawab. ‘Sambil menyelam minum air’ kan?
Selain itu, ajarkan anak bahwa tanpa tumbuhan, kita tidak dapat hidup karena kekurangan oksigen. Tidak perlu memaparkan terlalu teoritis karena belum tentu anak-anak dapat mengerti. Cukup dengan menjelaskan bahwa manusia membutuhkan banyak oksigen untuk dihirup supaya bisa hidup. Tumbuhan yang mensintesis gas lain, yaitu karbon dioksida, menjadi oksigen agar manusia tidak lenyap. Untuk berterima kasih kepada tanaman maka kita harus melestarikan hayati tanaman dengan cara menanam berbagai tumbuhan di sekitar kita.
Dengan pengarahan dan cara menanam yang menyenangkan, para anak dapat lebih mencintai bumi dengan cara mereka sendiri dan mereka dapat lebih bertanggung jawab. Mereka pun akan terbiasa cinta lingkungan dan mengaplikasikannya hingga besar nanti. Menanam tidak selamanya membosankan, bukan? []