More

    Indonesia Brightly Through the Green Lifestyle

    Heri Setyawan
    Sering kita mendengar kata-kata green lifestyle baik itu di media cetak, internet atau sejenisnya. Tetapi, apakah kita sudah bisa memaknai apa arti kata tersebut? Green lifestyle atau bisa disebut juga gaya hidup hijau adalah hidup dengan mengurangi aktivitas yang berdampak negatif terhadap lingkungan.

    Sebagai manusia sudah sewajarnya jika kita setiap hari menggunakan kendaraan bermotor, energi dan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tetapi jika hal-hal tersebut dilakukan tanpa ada batasan maka dampak buruknya akan terjadi pada lingkungan. Adakah hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampak negatif tersebut demi memberikan masa depan yang lebih cerah pada anak cucu bangsa ini di masa mendatang ?

    Pertama, memakai jasa angkutan umum atau menggunakan kendaraan bermotor ramah lingkungan. Hasil survei yang dilakukan Kominfo di tahun 2010 sendiri sudah ada sekitar 8.795.903 unit kendaraan bermotor di Jawa Timur, apalagi di tahun 2014 ini.

    - Advertisement -

    Melihat jumlah kendaraan bermotor yang begitu besar sudah pasti memberi efek polutan udara yang besar juga. Dengan memakai jasa angkutan umum kita sudah mengurangi jumlah polutan yang ada di lingkungan dan mengurangi efek dari pemanasan global (global warming). Selain mengurangi polutan, penggunaan angkutan umum juga merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan di jalan raya.

    Kedua, yaitu penghematan energi dan penggunaan energi terbarukan. Penghematan disini maksudnyaa penggunaan energi secara tepat guna/efisien. Saat ini kebutuhan energi Indonesia umumnya berasal dari energi fosil khususnya minyak bumi yang terbukti sekitar 95% kebutuhan energi nasional diperoleh dari energi fosil yang tak terbarukan. Tetapi hal ini berbanding terbalik dengan jmlah cadangan minyak dan gas bumi khususnya Indonesia dan dunia yang semakin menipis.

    Dengan langkah menghemat energi dan menggunakan energi terbarukan kita dapat menghemat cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Selain memberi manfaat menghemat cadangan minyak dan gas bumi, penghematan energi juga berguna untuk menurunkan beban subsidi negara. Hasil survei yang dilakukan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) didapatkan total subsidi energi tahun 2012 sebesar Rp. 305 Trilliun dan di tahun 2013 sebesar Rp 272,4 Trilliun atau sekitar 20% dari APBN.

    Dalam prakteknya penghematan energi dapat dilakukan dengan cara membuka ventilasi rumah sehingga meminimalkan pemakaian pendingin udara, menggunakan lampu fluorescent karena dapat menghemat energi hingga 25% dan memilih peralatan rumah tangga yang berkualitas dan efisien, meskipun harganya lebih mahal namun biasanya lebih hemat energi dan tidak mudah rusak.

    Langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir penggunaan barang-barang yang berasal dari plastik. Plastik merupakan sampah anorganik yang sangat sulit terurai di dalam tanah walaupun bertahun-tahun.

    Kegiatan yang dapat kita lakukan dalam upaya meminimalisir penggunaan plastik adalah membawa tas sendiri saat berbelanja sehigga tidak perlu menggunakan tas plastik dari toko/supermarket, membeli barang dalam kemasan dalam ukuran besar sehingga lama habisnya.

    Dengan kondisi Indonesia sekarang ini akan penggunaan sumber energi fosil secara berlebihan dan sampah-sampah berserakan dimana-mana, sudah pastinya jika dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan lingkungan Indonesia akan rusak jika tidak ada penanganan yang lebih serius.

    Dengan menerapkan gaya hidup hijau di kehidupan sehari-hari diharapkan mampu mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sehingga Indonesia menjadi negeri lebih baik di masa mendatang.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here