More

    Revolusi Kehidupan Masa Depan

    Ahmad Muarif
    Mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita tentang revolusi industri yang terjadi di Inggris pada masa silam. Sebuah revolusi yang tidak saja mengawali penemuan-penemuan penting yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi juga mengubah dunia ke dalam zaman baru yang lebih maju.

    Perubahan-perubahan pun terjadi dalam banyak bidang kehidupan. Mulai dari bidang sosial, politik, dan terutama bidang ekonomi. Yang mana perubahan tersebut menjadi titik awal kemunculan sistem ekonomi kapitalis modern.

    Perkembangan industri tesebut sayangnya tidak hanya membawa dampak baik saja bagi kelangsungan hidup manusia, tetapi juga dampak buruk, khususnya laju industri yang kurang ramah kepada lingkungan hidup. Asap pembakaran, limbah, dan emisi, sudah cukup memprihatinkan dan diyakini sebagai salah satu penyebab global warming, isu global pada masa selanjutnya.

    - Advertisement -

    Kerugian Besar
    Pemanasan global (global warming) ternyata mempunyai efek yang besar. Tidak hanya menyerang negara-negara industri yang memang banyak menyumbangkan penyebab penyakit tersebut, tetapi juga negara-negara dunia ketiga. Secara tiba-tiba dampaknya mulai menenggelamkan daratan-daratan di seantero bumi, termasuk Indonesia. Di Tahun 2012, tercatat sebanyak 24 pulau Indonesia yang telah tenggelam.

    Sebenarnya PBB melalui Protokol Kyoto-nya telah berusaha untuk bekerjasama dengan negara-negara anggotanya dalam memecahkan masalah tersebut. Salah satunya yaitu dengan mengurangi emisi yang mereka hasilkan. Ternyata perjanjian tersebut justru dilanggar oleh negara-negara maju, salah satunya yaitu Amerika Serikat. Negara penyumbang emisi rumah kaca terbesar di dunia tersebut sepertinya enggan untuk menaati perjanjian. Dengan anggapan bahwa pengurangan aktifitas industri otomatis akan mengurangi laju pembangunan dan konsumsi yang kemudian menimbulkan masalah baru bagi mereka. Diantaranya yaitu penurunan atau melemahnya ekonomi negara tersebut.

    Pemanasan global juga berdampak terhadap ketidakseimbangan kehidupan di muka bumi. Tidak hanya berdampak kepada manusia, tetapi juga penghuni bumi yang lain. Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka diperkirakan akan ada 30% makhluk hidup di bumi yang akan punah.

    Revolusi Kehidupan
    Jika masalah ini berawal dari revolusi, maka harus kita akhiri dengan revolusi pula. Revolusi kehidupan manusia. Dimulai dari gaya hidup hijau (green lifestyle). Dimana seluruh lapisan masyarakat dunia melakukan sebuah revolusi dari mengubah pola dan perilaku konsumsi sampai dengan mengimbangi penggunaan karbon sehari-hari. Pola konsumsi yang tidak sesuai akan memberikan kontribusi besar dalam memperparah masalah pemanasan global.

    Masalah konsumsi tersebut tergambar dalam pernyataan Food and Agricultural Organitation (FAO) bahwa sekitar 1,3 milyar ton makanan terbuang setiap hari disamping 1 dari 7 manusia masih kelaparan. Pembuangan makanan tersebut tentu akan memberikan dampak yang buruk kepada lingkungan hidup.

    Kemudian, revolusi pembangunan. Yaitu pembangunan berwawasan lingkungan atau yang disebut sebagai bangunan hijau. Dalam hal ini, setiap bangunan selayaknya menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya secara efisien. Dimana setiap pembangunan harus mengutamakan kesehatan makhluk hidup dan lingkungan, juga mengurangi polusi dan limbah.

    Kelangsungan kehidupan dan kelestarian bumi ada di tangan manusia (dibaca:kita) semua. Jika kita yang mendatangkan masalah ini, maka kita pula lah yang harus menyelesaikannya. Akan ada banyak manusia di kehidupan masa depan yang merindukan kehijauan jika semua hal tersebut menghilang karena keserakahan dan ketidakpedulian kita.

    Mari kita mulai saat ini. Untuk bumi hijau kita. Untuk kehidupan yang lebih baik.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here