More

    Sebuah Langkah Nyata untuk Krisis Lingkungan Hidup

    Deni Ainur Rokhim

    Ketika pohon terakhir sudah ditebangi, ketika sungai terakhir sudah dicemari, ketika bumi tempat kita menuai kehidupan semakin memanas. Seirama dengan deforestasi yang melaju bak kereta api, degradasi moral manusia sebagai pengeksploitasi tunggal sumber daya hutan semakin menurun drastis yang ditandai dengan krisis ekologi dan ekonomi karena suara hati yang tak berfungsi. Sederetan masalah inilah yang mendesak untuk mempertegas eksitensi langkah nyata untuk krisis lingkungan hidup

    Aksi kecil dengan dampak besar, inilah yang dilakukan untuk mencegah krisis lingkungan hidup yang sangat besar. Tindakan tersebut dapat dimulai dari meninggalkan penggunaan sampah yang sulit terurai. Tidak tren lagi remaja menggunakan bahan dari bahan yang sulit terurai. Bayangkan saja jika kita menggunakan bahan tersebut contohnya plastik jajan atau steroform membutuhkan waktu yang sangat lama. Bahkan ada yang bahan tidak bisa diuraikan. Dapat dibayangkan bagaimana wajah bumi ini.

    - Advertisement -

    Selain tentang sampah atau penggunaan bahan super 3R (Recycle, Reuse, Reduce), langkah nyata untuk mengurangi rusaknya wajah bumi adalah  menghindari penggunaan AC yang berlebihan dan pembangunan rumah berkaca – kaca. Tak disadari kegiatan tersebut membuat wajah bumi semakin parah, yaitu pemanasan suhu bumi yang sangat memprihatinkan. Tidak diperlukan lagi AC yang berlebihan karena dapat merusak wajah bumi kita.

    Salah satu penyebab isu global warming kali ini yang tidak disadari adalah penggunaan pohon dari hutan yang massal, penggunaan pohon tersebut digunakan untuk pembuatan buku tulis atau kertas. pembuatan tersebut menghabiskan berjuta – juta pohon di hutan. Padahal pohon di hutan sebagi aset bumi untuk pendinginan suhu bumi, penyaring polusi dan keseimbangan iklim. Apabila kita mengerti akan bumi, pasti kita tidak akan menggunakan pohon untuk bahan pembuatan buku tulis.

    Sudah di ketahui bahan baku kertas adalah kayu, yang dijadikan Pulp. Kebutuhan pulp serat pendek biasanya diperoleh dari bahan baku kayu jenis Akasia dan Ekaliptus. Produsen pulp dan kertas hingga kini sangat bergantung pasokan bahan baku kayu yang berasal dari hutan tanaman industri (HTI) karena suplai kayu alam hanya tersisa 10 – 15%. Pada saat ini bahan bakunya sangat berkurang dan langka, apabila dipaksakan hutan Indonesia akan habis dan musnah 10 tahun yang akan dating, dibutuhkan langkah antisipasi  untuk jangka panjang agar kebutuhan kertas terpenuhi. Hutan di Indonesia sudah mencapai titik nadir, hal ini harus di lestarikan.

    Mengganti bahan baku kertas dari kayu dengan bahan baku sintetis atau semi sintetis masih bisa diaplikasikan di lapangan. Mengingat bahan baku sintetis masih melimpah, dan bisa di daur ulang. Salah satu bahan sintetisnya adalah produk sampingan dari hasil minyak bumi, dengan demikian akan mengurangi ketergantungan industri kertas kepada hasil hutan. Semi sintetis akan lebih mengurangi penggunaan kayu dalam industri kertas. Perpaduan antara sintetis dan bahan baku daur ulang pun juga masih layak dipertimbangkan dalam industri kertas.

    Dengan bahan baku alami, sudah dikembangkan dan diterapkan seperti ampas tebu, daun, enceng gondok, ranting, jerami, tandan kosong kelapa sawit, kertas daur ulang, bambu, rumput-rumputan, pisang abaca di Simeulue  dan masih bisa dikembangkan lagi dengan alternatif bahan yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Bahan tersebut dapat digunakan untuk menggantikan kertas yang dari pohon di hutan.

    Mungkin kita untuk memulainya memang susah karena kita sudah terbiasa dengan kertas yang terbuat dari pohon, namun jika kita biasakan maka kita bisa menjauhi kertas dari pohon. Sehingga kita dapat menyelamatkan pohon untuk bumi yang lebih baik.

    Jika kita dapat menyelaraskan hal tersebut maka kita dapat membuat hidup lebih hijau dengan mempertimbangkan hal tersebut. Dengan langkah – langkah simple tersebut kita telah gerak nyata dalam menghambat atau menanggulangi krisis lingkungan hidup.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here