More

    Tanaman Asam Jawa sebagai Tanaman Pinggir Jalan Solusi Mengurangi Efek Pemanasan Global di Perkotaan

    Anggun Sasmita – Institut Pertanian Bogor
    Pemanasan Global (Global Warming) adalah meningkatnya temperatur suhu rata-rata di atmospher, laut, dan daratan di bumi. Pemanasan global terjadi karena menumpuknya bahan bakar fosil yang disebut gas rumah kaca terutama karbon dioksida (CO2) di atmosfer bumi. Gas-gas hasil kegiatan industri, pembakaran hutan dan aktivitas lain manusia menyebabkan terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari yang dipancarkan kembali oleh permukaan bumi (Rusbiantoro 2008).

    Kondisi ini diperparah dengan menipisnya lapisan ozon di atmosfer yang selama ini menjadi payung bumi terhadap radiasi negatif sinar matahari. Semakin tipis lapisan ozon semakin leluasa radiasi gelombang pendek matahari (termasuk sinar ultraviolet) memasuki bumi. Akibatnya terjadinya kondisi seperti di rumah kaca. Suhu permukaan bumi semakin tinggi, mencairnya gunung es di kedua kutub, sehingga menaikkan permukaan laut dan mengubah pola iklim dunia (Sukendar 2007).

    Tingkat pencemaran udara di Indonesia sangat memprihatinkan. World Bank menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Penyumbang pencemaran udara tertinggi di Indonesia berasal dari emisi transportasi yakni sekitar 85 persen.

    - Advertisement -

    Cara mengurangi pencemaran udara salah satunya yaitu dengan penghijauan khususnya di perkotaan. Penanaman tanaman asam jawa (Tamarindus India L.) sebagai tanaman pinggir jalan sangat efektif untuk meneduhkan jalan yang panas serta menyerap karbondioksida dan polutan lainnya. Tanaman asam jawa merupakan tanaman yang berasal dari daerah savana yang gersang di Afrika, yang termasuk famili Leguminosae.

    Tanaman ini mampu tumbuh baik di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter dpl. Keunggulan tanaman asam jawa yaitu memiliki akar tunggang sehingga tidak merusak trotoar jalan, batang dan dahan pohon tidak mudah roboh, daunnya rimbun serta kecil sehingga tidak mengotori jalan, buahnya yang kecil sehingga tidak berbahaya bagi kendaraan yang lewat dan mempunyai umur yang panjang. Pohon asam juga berfungsi sebagai penahan angin serta banyak digunakan untuk memperbaiki lingkungan yang gersang dan tandus.

    Keunggulan tanaman asam jawa dibandingkan tanaman pinggir jalan lainnya seperti trembesu, bringin dan mahoni yaitu hampir semua bagian tanaman asam dapat digunakan untuk berbagai keperluan.  Daun asam digunakan sebagai bumbu masakan, bahan obat, dan kosmetika. Bunga tanaman asam merupakan sumber madu yang penting bagi pengembangan budi daya lebah madu. Daging buah asam dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan obat tradisional. Buah asam banyak digunakan dalam industri minuman. Tepung biji asam sangat berperan dalam industri tekstil Indonesia, yaitu sebagai pengental cetak tekstil.

    Penanaman pohon di perkotaan perlu memperhatikan karakteristik pohon. Menurut Dasuki (1991) karakteristik pohon yang tidak cocok sebagai tanaman pinggir jalan yaitu pohon yang mudah tumbang, menggugurkan banyak daun, sistem perakaran merusak jalan dan bagian bunga yang gugur dapat menyebabkan gatal, sehingga pohon asam jawa sangat baik sebagai tanaman pinggir jalan dilihat dari karakteristiknya dan keunggulan ekonomis lainnya.[]

    DAFTAR PUSTAKA
    Dasuki UA. 1991. Sistematik tumbuhan tinggi. Pusat Antar Universitas Bidang Ilmu Hayati : Institut Teknologi Bandung.
    Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global baring for biginner. Pengantar komprehensif tentang pemanasan global O2 : Yogyakarta.
    Sukendar, Endang dan Febriana B. 2007. Perubahan iklim Dunia. Gatra Edisi Khusus beredar ( Kamis 22 November 2007).

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here