Andi Etika Meidiaty Anugrah
“Aku tercipta untukmu wahai manusia, rawat dan jagalah agar kamu tetap hidup”
Itulah sederat ungkapan dan pesan yang tersirat di tengah-tengah maraknya fenomena pemanasan global. Akhir-akhir ini, dunia tak ada habisnya membahas sebuah topik yang sangat hangat, yang di perbincangkan khalayak, yakni mengenai “Global Warming”. Yah, global warming adalah proses naiknya suhu rata-rata atmosfer, laut serta daratan bumi.
Meningkatnya suhu tersebut menyebabkan bumi yang kita diami ini terasa lebih panas dan saat siang hari kita merasakan panas yang berlebihan,dimana kita dapat merasakan efek pemanasan global yang luar biasa secara menyeluruh dan berdampak terhadap aktivitas makhluk hidup sehari-hari.
Kesadaran manusia akan dampak global warming sendiri belum menjamur sampai akal pikiran kita yang terdalam. Apalagi terhadap manusia-manusia serakah yang hanya mementingkan dirinya sendiri, tanpa memperdulikan alam yang menderita akibat ulah manusia.
Contohnya saja, manusia serakah yang bisanya hanya menebang pohon di hutan lebat secara semberono, tanpa mempertanggung jawabkan perbuatannya, tanpa melakukan reboisasi atau penghijauan kembali, tentu memberi dampak yang besar bagi keselarasan hidup makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Hutan yang fungsinya sebagai paru-paru bumi dan sebagai pusat penghasil oksigen, kini tak bisa lagi menampung dan membentengi pengaruh dari dampak globalisasi tentunya.
Manusia yang membutuhkan oksigen dalam proses pernapasan pasti memerlukan udara segar serta oksigen yang bersih, tanpa terkontaminasi oleh polusi udara. Dan sekali lagi oksigen bersih berasal dari proses alami dari proses fotosintesis, melalui bantuan, air matahari dan zat hijau daun (klorofil).
Manusia seharusnya tidak mengganggu alam dengan semenah-menah. Alam harus melakukan pekerjaannya dengan sendiri, tanpa campur tangan manusia. Dan seharusnya, kita sebagai makhluk hidup yang memiliki pola pikir jernih harus mempertimbangkan dampak dari apa yang kita lakukan, apabila kita secara terus menerus merusak alam, dan tidak berusaha memperbaiki keseimbangan alam serta merta begitu saja, pasti dampaknya dapat di rasakan oleh kita.
Selain itu penggunaan alat elektronik yang berlebihan dan tidak mengontrol pemakaian sehemat mungkin, tentu saja salah satu penyebab adanya global warming. Barang-barang elektronik seperti, AC dan kulkas yang menyebabkan zat yang bernama CFC (kloroflorokarbon), yang mengancam terhadap keseimbangan ozon yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon.
Lapisan Ozon seperti yang kita ketahui berfungsi melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-B) yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi ini.
Tetapi untuk saat ini lapisan ozon tersendiri sudah semakin menipis, Hal ini menyebabkan meningkatnya suhu di permukaan bumi yang mengakibatkan banyak kejadian yang merugikan manusia dan makhluk hidup lainnya, seperti kebakaran hutan dan cuaca yang tidak menentu. Hal yang paling disayangkan adalah semua masalah yang menimpa lapisan ozon banyak diakibatkan oleh manusia.
Global Warming atau pemanasan global memang tidak bisa kita hindari begitu saja. Banyak kegiatan manusia yang sangat merugikan, namun sebaiknya kita memiliki tanggung jawab bersama dalam menjaga ekosistem alam, dunia, bumi kita sendiri. Sedini mungkin dapat kita cegah dengan beberapa cara yang tentunya memberikan dampak baik bagi kita. Seperti melakukan reboisasi, penghematan energi dan membatasi penggunaan barang elektronik secara bebas.
Masih banyak cara lain yang dapat kita lakukan, namun dengan bersama-sama menjaga alam, sudah cukup untuk mencegah terjadinya pemanasan global.[]