Adrianus Bambang
Dewasa ini kita sudah tidak asing lagi ketika mendengar istilah global warming atau pemanasan global. Global warming adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim (perubahan permukaan air laut), hasil pertanian menjadi terpengaruh, hingga punahnya berbagai jenis hewan.
Adanya global warming, disebabkan oleh ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Manusia tidak lagi memperhatikan keseimbangan alam. Hari demi hari alam yang kita miliki rusak dengan sendirinya. Mulai dari berkurangnya lahan terbuka hijau di daerah perkotaan, beralih fungsinya kawasan pegunungan menjadi kawasan pertanian atau wisata, hingga penggundulan hutan.
Saat ini di Ibu Kota sulit untuk mendapatkan lahan yang luas. Lahan yang ada sudah penuh dengan tiang pencakar langit, perumahan, hingga perindustrian. Memang pertumbuhan penduduk di Ibu Kota tercinta ini sudah tidak dapat dibendung lagi.
Sulitnya lahan tersebut menjadi faktor penghambat bagi kalangan yang tinggal di kota besar untuk melakukan penghijauan di lingkungan rumahnya. Menanam tanaman untuk penghijauan di rumah identik dengan diperlukan lahan yang luas. Jika pemikiran tersebut menjadi patokan untuk melakukan penghijauan tentu akan sulit diterapkan di kota besar seperti Jakarta, karena akan terbentur dengan masalah lahan yang semakin berkurang.
Kebanyakan rumah di kota besar bertipe minimalis dengan ketersediaan taman di lingkungan rumah yang tidak luas bahkan tidak ada. Tanaman yang bisa ditanam pun menjadi terbatas. Seharusnya, keterbatasan lahan tidak menjadi penghalang untuk tetap melakukan penghijauan di lingkungan rumah.
Keterbatasan tersebut seharusnya menjadi pendorong penduduk ibu kota untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mensiasati dan menata, baik di lingkungan perumahan maupun perkantoran. Pada dasarnya manusia mempunyai ketertarikan yang tinggi terhadap alam. Maka manusia dengan sendirinya akan berusaha untuk menciptakan lingkungan yang hijau, entah bagaimana caranya. Salah satu cara yang dapat diterapkan untuk menciptakan lingkungan yang hijau adalah dengan membuat vertikal garden. Vertikal garden adalah cara penanaman tumbuhan yang disusun dari bawah ke atas. Biasanya untuk penyusunan tanaman tersebut diperlukan kerangka berupa besi. Kerangka tersebut berfungsi untuk menempatkan pot sebagai media tanamnya atau tempat menjalarnya tanaman.
Pemerintah DKI Jakarta juga sudah menerapakan hal tersebut, dapat kita lihat pada tiang jalan layang. Tiang tersebut sedikit demi sedikit tidak lagi penuh dengan coretan tangan-tangan jahil yang tidak bertanggung jawab, namun penuh dengan tanaman yang menghinggapi tiang tersebut. Para pengembang juga dapat mendesain gedung pencakar langit agar dapat ditanami vertikal garden.
Dari segi lingkungan, tanaman dapat menetralkan suhu udara maupun air yang tercemar dengan menyerap nutrisi terlarut. Dengan adanya vertikal garden dapat menyerap gas karbon yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Selain itu dapat memberikan suasana yang segar atau sejuk bagi penghuni pencakar langit tersebut atau pun yang melihatnya. .
Dampak selanjutnya adalah orang-orang akan mendapat ketenangan ketika menghadapi macetnya Ibu Kota dan kejenuhan yang dialami akan berangsur-angsur menghilang.
Sebagai warga Ibu Kota, hal ini patut kita tiru, menanam tanaman dengan cara seperti itu.
Mari kita hijaukan Ibu Kota tercinta.!! []