Radio Australia Network
Badan tertinggi PBB yang mengurusi masalah narkotika dan kejahatan obat-obatan terlarang memperingati akan semakin luasnya narkoba jenis methamphetamine, atau sabu-sabu, serta obat-obatan sintetis.
Kantor PBB Untuk Urusan Obat-obatan dan Kejahatan, UNODC melaporkan kawasan Asia menjadi target para penyelundup dan pedangan narkoba. Alasannya dikarenakan jumlah orang kaya yang semakin bertambah dan besarnya populasi anak muda.
Narkoba jenis methamphetamine atau dikenal dengan istilah ‘sabu-sabu’ juga telah dipasok ke sejumlah negara di kawasan Pasifik, seperti Fiji lewat Asia Tenggara.
Perwakilan UNODC untuk Asia Tenggara dan Pasifik, Jeremy Douglas mengatakan sekarang ini ada perubahan yang sangat dinamis dalam penjualan sabu-sabu.
“Terutama di Asia, kita melihat perdagangan ini melibatkan organisasi kriminal dari Amerika dan Afrika yang kemudia bekerja sama dengan kelompok-kelompok kriminal di Asia,” ujar Douglas kepada Sen Lam dari ABC Internasional.
Menurutnya juga ada beberapa faktor mengapa permintaan sabu-sabu di Asia Tenggara dan Timur meningkat.
“Kawasan Asia Tenggara dan Timur secara ekonomi berkembang pesat, hingga tingkat pendapatan warganya pun bertambah. Para penjual dan penyelundup narkoba paham soal ini. Karenanya mereka menargetkan mereka yang berada di kawasan Asia Tenggara, selain juga melihat banyaknya populasi anak muda disini.”
Sementara di Australia, ditemukan sejumlah laboratorium klandestin, yang memproduksi methamphetamine.
“Australia memiliki permintaan yang besar di kawasan negara barat,” jelas Douglas.
Tetapi marak juga laboratorium yang kemudian digerebek dan disita oleh kepolisian Australia.
Menurut Douglas, tak hanya di Australia, penyitaan akan sabu-sabu sudah cukup marak terjadi di negara-negara lain. Ini tak hanya disebabkan oleh hukum yang semakin tegas, tetapi juga menjadi pertanda kalau pasar gelap semakin menjadi besar dan terang-terangan.
“Contohnya saja di sejumlah negara di Asia Tenggara, semakin marak penyitaan narkoba. Ini memang karena pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh komunitas internasional. Mereka ingin membantu negara-negara di kawasan ini untuk lebih peduli soal narkoba dan bagaimana bisa mendeteksi dan menghentikan obat-obatan yang diperdagangkan,” jelas Douglas.
“Tetapi di saat yang bersamaan, ini juga menjadi refleksi terhadap perubahan dari pasar narkoba yang terus berkembang.”[]