Radio Australia Network
Akhirnya informasi genetik atau genome dari tanaman kopi berhasil diurutkan sehingga bisa menemukan gen yang membawa kenikmatan rasa kopi. Tak hanya rasanya, tapi juga aroma yang dimiliki kopi.
Dengan mengetahui informasi genetik kopi ini, akan memungkinkan untuk menghasilkan kopi yang berkadar kafeine tinggi, bahkan tanpa kafein sekalipun.
Sejumlah peneliti menemukan molekul kafein berkembang secara terpisah dalam biji kopi, daun teh, dan kakao.
Penelitian ini baru dirilis dalam sebuah jurnal Science pada hari Jumat (5/09).
Lebih dari 2,25 miliar kopi diminum setiap harinya. Jika dihitung secara keseluhan, total lahan untuk menanam kopi di seluruh permukaan bumi mencapai 11 juta hektar. Kebanyakan ditanam di negara-negara berkembang.
“Karena memang banyak orang yang menganggap kopi adalah komoditi yang paling sering diperdagangkan, sebelum minyak,” ujar Profesor Robert Henry, pakar biologi molekuler.
Professor Henry ikut serta dalam tim peneliti internasional yang menggunakan teknologi terkni untuk melihat gen tanaman kopi. Teknologi ini kemudian bisa mengatur rasa, aroma, dan kadar kafein.
“Kita berusaha mengerti pengawasan genetik dari komposisi biji-biji kopi, yang nantinya bagaimana bisa menghasilkan kualitas kopi terbaik,” ujarnya.
Kini, ia dan timnya sedang mempersiapkan infomrasi genetik dari kopi jenis Robusta (Coffea canephora), yang menjadi bahan baku 30 persen kopi di dunia.
Robusta adalah induk dari jenis kopi yang lebih kompleks, yakni Arabika (Coffea arabica), yang juga menjadi jenis kopi kedua terbanyak yang digunakan di dunia.[]