“Sampul iPad, tas laptop, kulit iPhone – tak hanya untuk membungkus barang elektronik tapi juga menyimpan energi dan menghidupkan barang elektronik itu,” jelasnya.
Konsorsium Sel Surya Organik negara bagian Victoria yang berada di belakang proyek ini terdiri atas beberapa ilmuwan dari CSIRO serta Melbourne dan Monash University, yang telah bekerja untuk mencetak panel tenaga surya sejak tahun 2007.
Tim tersebut dengan cepat membuahkan hasil, menciptakan panel tenaga surya seukuran koin dan meningkatkannya ke ukuran A3.
Dr. Fiona menuturkan, timnya menggunakan mesin pencetak komersil yang dimodifikasi untuk menampung tinta panel matahari.
“Ini sangat murah. Bentuk dan cara kerjanya cukup berbeda dengan panel tenaga surya silicon konvensional yang biasa dipasang di atap rumah. Ini bisa dibuat semi-transparan, kita bisa menggunakannya di jendela yang berwarna sekalipun,” urainya.
Dr. Fiona mengatakan, permukaan plastik apapun bisa diganti menjadi panel tenaga surya. Menurutnya, hal itulah yang membuat panel ini cocok untuk melistriki sebuah gedung pencakar langit.
“Kami mencetaknya di atas plastik dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara kami mencetak kartu atm plastik. Menyalakan panel tenaga surya kami sesederhana menghidupkan baterai,” kemukanya.
Tim peneliti tersebut kini tengah melakukan pewarnaan semprot di atas panel surya itu.
Beberapa perusahaan telah menunjukkan ketertarikan mereka untuk memproduksi panel tersebut secara komersil.
“Kami ingin memperbaiki efisiensi panel surya – kami perlu mengembangkan tinta surya untuk menghasilkan lebih banyak energi dari sinar matahari. Kami yakin kami bisa mengembangkan teknologi itu lebih jauh dalam beberapa tahun mendatang,” ujarnya optimis.