More

    Pekerja Kreatif dari Berbagai Latar Budaya Majukan Dunia Fashion Australia

    Foto: Areta Linaya
    Foto: Areta Linaya

    Seperti yang biasa terjadi tiap tahun, panggung fashion makin sibuk saat musim berganti. Kini, kiprah Australia di panggung fashion dunia didukung oleh pekerja kreatif dari berbagai latar budaya, termasuk Indonesia.

    Alvin Fernandez

    - Advertisement -

    Alvin Fernandez lahir di Singapura dan pindah ke kota Perth, Australia Barat, saat usianya 12 tahun. Ia kini bekerja sebagai perancang busana untuk merk Ae’lkemi. Karya-karyanya sudah pernah ditampilkan di catwalk-catwalk kota Milan, Italia, dan New York.

    Rancangan Fernandez cenderung feminin, dan temanya amat beragam, mulai dari armada Spanyol di tahun 1500an hingga gaya French Riviera di tahun 1970an.

    Menurut Fernandez, tantangan terbesarnya adalah jarak. “Saya jauh dari pusat dunia fashion Australia, yaitu Sydney. Jadi sulit bagi saya menemukan pihak pemanufaktur dan  tim produksi yang tepat. Tapi kini saya punya tim yang hebat, dan sudah jauh lebih mudah sekarang setelah saya bergerak di industri ini selama 10 tahun.”

    “Akhir-akhir ini saya mendapat banyak perhatian dari Asia, jadi saya ingin sekali memasuki pasar di kawasan itu, terutama Singapura. Merk fashion selalu ingin bertahan lama, dan impian saya adalah memiliki salon couture kecil di Sydney dan Paris.”

    Hanny Chan

    Orang tua Hanny Chan berdarah China, tetapi Hanny lahir di Vietnam. Hanny pindah ke Australia bersama keluarganya saat Ia berusaha 17 tahun.

    Ia memiliki merk bernama ‘Hannii’ yang kebanyakan menjual gaun malam dan gaun pernikahan.

    “Keluarga saya pengusaha, jadi saya pikir, bagus bila saya menggabungkan seni dan bisnis. Saya pun belajar merancang busana dan merintis merk sendiri.”

    Keberhasilan bertahan selama 14 tahun di industri yang begitu kompetitif adalah pencapaian terbesar bagi Hanny.

    Ia bercerita bahwa sudah banyak merk yang gulung tikar dalam beberapa tahun terakhir karena biaya manufaktur yang tinggi dan pasar yang relatif kecil.

    “Anda harus tahu segalanya yang berkaitan tentang menjalankan bisnis; anda harus bisa mengkomunikasikan gagasan anda; tapi, yang paling penting, anda harus bisa merancang sesuatu yang unik, gaya, tapi tidak berlebihan. Anda harus bisa kreatif tapi tetap mengambil hati konsumen.”

    Areta Linaya

    Areta Linaya adalah seorang penata gaya dan perias asal Indonesia yang tengah merintis karir di Melbourne.

    Dalam berkarya, Ia mengkombinasikan gaya Australia dan Indonesia.

    “Ada banyak sekali orang yang sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di dunia make up. Saya merasa kesulitan bersaing dan menembus industri fashion.”

    “Perlahan namun pasti, saya menemukan jalan merintis karir di bidang makeup, mulai dari membantu perias lain dalam acara perkawinan, mengadakan sesi pemotretan untuk portfolio pribadi saya, dan merias dalam rangka produksi film atau acara televisi.

    Bowie Wong

    Bowie Wong lahir di Hong Kong.

    Gara-gara bergabung dengan kelompok penampil drama Les Miserables asal Australia, Ia jatuh cinta dengan benua kanguru.

    Bowie sudah tertarik dengan bidang desain sejak kecil. Ia belajar tentang desain dan perancangan kostum di Jepang dan Kanada, kemudian pindah ke Australia. in Hong Kong, Bowie Wong joined an Australian production of Les Miserable

    Karya-karya Bowie terpengaruh masa-masa awal kiprahnya di bidang perancangan kostum. Karya-karya tersebut terinspirasi oleh kisah-kisah, budaya dan berbagai perjalanannya.

    “Meskipun tidak langsung terlihat, banyak teknik dan inspirasi saya berbau China. Jelas, ini karena masa kecil saya.”

    “Keberhasilan terbesar saya adalah menampilkan koleksi pertama saya dalam acara Paris Haute Couture Week. Saya adalah desainer Australia pertama yang tampil di kedutaan besar Australia di Paris. Saya merasa begitu terhormat.”

    Banyak selebriti yang pernah memakai karya Bowie, seperti Kylie Minogue dan George Michael.

    Inilah nasehat Bowie bagi para desainer muda: “Tidak cukup hanya dengan semangat. Anda harus bekerja lebih keras. Apa yang membedakan rancangan anda dengan rancangan orang lain?”

    “Kini, tidak mudah bertahan, karena banyak sekali merk fashion instan. Anda tidak bisa lebih cepat atau murah dari mereka karena mereka itu merk-merk komersil yang amat besar. Jadi, tanya pada diri anda sendiri, mengapa orang memilih merk anda? Dan kalau anda tak puas dengan jawaban anda, jangan lakukan itu.”

    Phong Chi Lai dari Phong Chi Lai Handcraft

    Phong Chi Lai lahir di Vietnam. Ia tiba di Australia saat beruisa empat tahun dan kini menjalankan usaha sepatu buatan tangan.

    Sepatu-sepatu karyanya dibuat dengan cara yang tradisional, tetapi dengan tampilan modern.

    Phong Chi Lai bercerita bahwa keberhasilannya yang paling besar saat ini adalah diundang menampilkan karyanya di Galeri Nasional negara bagian Victoria, Australia, saat pameran ‘Melbourne Now.’

    “Yang mempengaruhi keputusan saya untuk terjun ke industri ini adalah pengalaman bekerja di Paris di sebuah studio desain. Suasananya dinamis, kreatif dan tak bisa ditebak. Saya suka sekali! Begitu kembali ke Australia, saya memutuskan untuk khusus bergerak di bidang sepatu buatan tangan. Saya belajar di Adelaide terlebih dahulu kemudian pindah ke Melbourne tahun 2008. Di Melbourne, saya mengasah kemampuan saya dan meluncurkan merk saya.”

    “Keahlian saya sangat khusus, baik dari segi rancangan maupun kemampuan. Pasar sepatu di Australia dibanjiri produk-produk yang komersil dan pasaran. Semoga, usaha saya bisa membangkitkan minat terhadap keahlian yang seolah akan terlupakan.”

    Topik:

  •  

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here