Mega Dwi Anggraeni
BANDUNG, KabarKampus – Berangkat dari kegalauan dengan pertunjukan teater yang dianggap tua dan membosankan, beberapa mahasiswa yang bergabung dalam Merchant of Emotion membuat pertunjukan teater berjudul Teater Multimedia Sunset Deity. Pertunjukkaan ini mengkolaborasikan cerita seni koreografi, visual, dan teater.
“Kami membuat teater gaya baru. Tanpa menghilangkan seni teater itu sendiri, dan untuk teater ini kami memang menyasar anak muda,” kata Kenny Rinonce, Sutradara pertunjukkan dalam jumpa pers di Selaras Guest House, Jalan Taman Cibeunying, Bandung, Jumat (16/1/2015).
Menurutnya, sebagai visual, mereka akan menyuguhkan video mapping. Video tersebut akan terus mengikuti alur cerita yang ada.
Selain itu kata Kenny, pertunjukkan ini diperankan oleh dua pemeran utama dan 10 pemeran pendukung. Para pemeran tersebut merupakan mahasiswa dari beberapa universitas di Bandung.
Selanjutnya Kenny menuturkan, Teater Multimedia Sunset Deity menyuguhkan cerita seorang anak tanpa nama yang hidup sendirian di dunia. Sampai dia bertemu dengan matahari dan menjalin pertemanan dengan sang matahari.
“Pesan yang ingin disampaikan dalam cerita ini adalah, sebagai manusia kita harus menerima keadaan. Bukan dalam arti yang buruk. Tapi, sepanjang perjalanan teater ini saya hanya ingin menampilkan visual yang indah-indah saja, pesan tersebut akan datang kemudian setelah penonton selesai menonton pertunjukkan,” ujarnya.
Teater multimedia ini akan hadir selama 60 menit. Dalam pertunjukkan ini tak hanya sekedar dialoq, namun juga tarian-tarian yang dibawakan pelakon.
Teater Multimedia Sunset Deity akan digelar Teater Tertutup Dago Tea House selama tiga hari yakni dari tanggal 23 hingga 25 Januari 2015 mendatang. Tiket dapat dibeli di website resmi Merchant of Emotion dan offline booth yang tersebar di beberapa titik di Bandung.[]
