Sam

SURABAYA, KabarKampus – Tanggal 14 Febuari merupakan hari yang patut dikenang oleh bangsa Indonesia. Tepatnya tanggal 14 Februari 1945 atau 70 tahun yang lalu, sejarah mencatat seorang pemuda Indonesia melakukan pemberontakan melawan penjajah Jepang.
Pemuda tersebut adalah Suprijadi, pendiri PETA (Pembela Tanah Air). Suprijadi yang pada saat itu berumur 22 tahun memberanikan diri untuk melawan penjajah karena dia tidak ingin bangsanya ditindas oleh penjajah Jepang yang saat itu berdiri di tanah Blitar.
Untuk mengenang perjuangan Suprijadi tersebut, Komunitas Surabaya Muda Berkarya mengadakan kegiatan “14 Februari Hari Semangat Juang Suprijadi” di Taman Apsari di depan Gedung Grahadi, Singgahsana sang Gubernur Jawa timur). Kegiatan tersebut diisi dengan pertunjukkan seni dari penggiat seni dan budaya yang berasal dari berbagai kalangan.
Adapun pertunjukan seni yang ditampilkan antara lain, teater dengan cerita drama londo oplosan, membaca puisi, musikalisasi puisi, teatrikal sebuah pemberontakan suprijadi melawan penjajah Jepang, wayang kulit kontemporer, grambyang edan, monolog performance, sketch on the spot dan teater bocah yang berasal dari putat jaya (Eks Dolly). Semua pertunjukkan tersebut mengambil tema mengenai semangat juang Suprijadi.
Mustofa SAM, panitia acara mengatakan, sebenarnya pemuda Indonesia harus tau tradisi mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus ditinggalkan. “Semangat juang Suprijadi ini layak untuk kita ingat bahwa tidak mudah untuk mempertahankan sebuah negara yang ditindas oleh penjajah, perlu perjuangan yang ekstra tinggi bahkan nyawa sebagai taruhannya,” jelasnya.
Menurut Mustofa, sebuah sejarah yang seharusnya perlu kita refleksikan agar bangsa Indonesia bisa memahami dan mengilhami nilai positif yang disampaikan oleh suprijadi. Semangat juang Suprijadi yang tak kenal lelah yang harus dijadikan panutan pemuda Indonesia.
“Seorang pejuang tak memikirkan menang ataupun kalah karena sifat sejatinya seorang pejuang adalah berjuang,” ungkapnya.[]