
JAKARTA, KabarKampus – Pada hari Sabtu tanggal 4 April 2015 berlangsung gerhana bulan total. Gerhana bulan ini sering disebut gerhana Blood Moon karena ketika terjadi gerhana total, warna bulan ini merjadi merah tembaga atau merah darah.
Secara umum di Indonesia, gerhana bulan total pada 4 April ini dapat dilihat pada sore hari. Untuk daerah Jakarta sendiri, Blood Moon berlangsung dari pukul 18.57 – 19.02 WIB dengan total waktu sekitar 5 menit.
Di Jakarta, pengamatan gerhana bulan total ini berlangsung di Planetarium dan Observatorium Cikini, Jakarta. Planetarium yang berlokasi di area Taman Ismail Marzuki ini menyiapakan sebanyak enam buah teropong bintang yang dapat digunakan oleh warga Jakarta.
Di Jakarta sendiri pada saat gerhana bulan total, biasanya warna bulan akan sangat merah. Itu terjadi bila udara di Jakarta sangat kotor.
Namun sayang, pada saat terjadinya gerhana total atau Blood Moon, daerah sekiatar TIM diguyur gerimis. Sehingga proses terjadinya gerhana total dihalangi oleh awan tebal dan tidak dapat dilihat dari teropong bintang dan juga mata telanjang.
Tak hanya itu, gerhana bulan kali ini juga dihalangi oleh gedung yang berada di sebelah Planetarium. Gedung ini posisinya lebih tinggi dari gedung Planetarium. Selain itu cahaya yang dipantulkan oleh gedung tersebut juga cukup mengganggu proses pengamatan gerhana bulan.
“Gerhana bulan total biasanya akan terlihat berwarna merah tembaga atau merah darah. Warna merah terjadi saat bulan berada di daerah umbra bumi. Ini terjadi akibat refraksi atau pembiasan cahaya matahari oleh atsmosfer bumi,” kata Raihan, Staf Planetarium.
Menurut Raihan sebenarnya pengamatan gerhana bulan total dapat dilihat mulai pukul 17.52. Namun fase ini disebut fase parsial. Fase ini berlangsung selama 1 jam 5 menit. Selanjutnya gerhana bulan total baru berlangsung pada pukul 18.57 WIB – 19.02 WIB.
Fase berikutnya yaitu gerhana bulan parsial pasca total. Fase ini berlangsung dari pukul 19.02 WIB sampai 20.44. Pada fase ini bulan baru nampak dari Planetarium Jakarta. Dari Planetarium ini bulan baru muncul sekitar pukul 19.30 WIB pada awalnya bulan berbentuk garis, sabit dan terus membesar.
Dan fase terakhir pengamatan gerhana bulan adalah pengamatan gerahan bulan samar. Gerhana bulan samar ini hanya dapat teramati lewat teleskop atau piranti eletronika lain. Gerhana ini berlangsung 20.44 hingga 21.58 WIB.
Raihan mengakui gerhana bulan total dari Planetarium Jakarta ini terhalangi oleh awan, gedung dan juga cahaya yang terpancar dari gedung yang berada di sebelah Planetarium. “Ada gedung ada cahaya menyebabkan gangguan itu,” katanya.