ABC AUSTRALIA NETWORK
Ruby Cornish dan Jordan Hayne
Sebanyak 101 lukisan dari India dipamerkan di Galeri Nasional Australia (NGA) di Canberra untuk membantu meningkatkan pemahaman budaya.
Pameran yang berjudul ‘The story of Rama’ ini adalah inisiatif besar pertama yang berasal dari perjanjian kebudayaan yang ditandatangani oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, saat berkunjung ke Australia tahun lalu.
Lukisan tersebut menggambarkan cerita epik Ramayana, yang mengisahkan Rama, penjelmaan dari dewa Hindu ‘Wisnu’ yang datang ke bumi, jatuh cinta dengan dewi Sita dan berperang melawan kejahatan bersama prajurit kera putih, Hanuman.
Cerita epik ini adalah asal-mula festival cahaya yang dirayakan umat Hindu, yakni ‘Divali’, yang dirayakan di seluruh dunia. Cerita ini sangat berpengaruh dalam budaya India dan Asia Tenggara.
Direktur NGA, Gerard Vaughan, mengatakan, pameran ini menafsirkan cerita Rama melalui 101 lukisan miniatur.
“Ini diatur secara tematis, episode-episode besar dalam kehidupan Rama, tetapi ratusan lukisan tersebut datang dari berbagai daerah di India, dan dari abad yang berbeda,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Jadi apa yang Anda dapatkan, dan cerita itu sendiri … adalah seluruh tradisi lukisan India selama periode 300 tahun.”
Gerard mengatakan, sementara warisan budaya dari lukisan itu sungguh unik bagi India, tema seni-nya universal.
“Narasi dari Rama adalah tentang masalah kehidupan. Ini tentang kepahlawanan, ini tentang kepemimpinan, ini tentang etika, ini tentang melakukan hal yang benar. Saya pikir, ini mungkin sedikit seperti ‘Homer’s Iliad’, salah satu narasi epik besar yang mendefinisikan budaya India,” utaranya.
Kisah Rama berpusat pada ‘idealisme’
Komisaris Tinggi India, Navdeep Suri, mengatakan, ia berharap warga Australia akan terhubung dengan karya-karya itu.
“Seluruh cerita ini berpusat pada idealisme. Memicu pertanyaan seperti ‘apa itu raja yang baik? apa itu suami ideal? apa itu saudara ideal, atau ayah atau saudara perempuan atau istri ideal?,” terangnya.
Lukisan-lukisan itu dibuat antara abad 17 dan 19, dan gambar-gambar yang terpilih dikuratori dari 17.000 pilihan.
Duta besar ingin agar pertukaran artefak budaya yang penting ini untuk mengarah pada pemahaman yang lebih besar antara Australia dan India.
“Dalam tahap tertentu, cerita Ramayana adalah kisah hubungan antara India dengan Asia Tenggara. Ketika Anda melakukan perjalanan ke seluruh Asia Tenggara, Anda melihat pengaruh Ramayana,” terang Navdeep.
Ia menyambung, “Di Indonesia, cerita itu diterjemahkan dalam pertunjukan balet, dan bahkan sebagai teater boneka di Kamboja … Di istana kerajaan Thailand, di Myanmar, Filipina, Vietnam, dan di tempat lain.”
“Itu tak cukup sampai ke Australia hingga saat ini, dan kami mengejar ketertinggalan waktu,” utaranya.
Pameran terbuka untuk umum sampai 23 Agustus 2015. []