More

    Satu Miliar Orang Akan Mati Akibat Merokok di Abad Ke-21

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Nicolas Perpitch
    Konferensi kesehatan di Perth menyebutkan, satu miliar orang di seluruh dunia akan mati akibat merokok pada abad ini, dan dua pertiga dari perokok Australia akan menyerah pada penyakit yang terkait tembakau.

    Profesor Alan Lopez dari Universitas Melbourne, yang juga mantan epidemiolog dari program pengendalian tembakau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mengatakan, merokok telah menjadi epidemi kesehatan terbesar satu-satunya dari abad ke-20, yang telah membunuh 100 juta orang.

    Dalam pidatonya di konferensi pengendalian tembakau Dewan Kanker Australia Barat pada (20/10/2015), ia memperkirakan, hal itu akan meningkat 10 kali lipat pada tahun 2100.

    - Advertisement -

    “Ini akan membunuh 1 miliar orang pada abad ini kecuali kita mampu melakukan sesuatu tentang hal itu,” kata Profesor Alan.

    Walau tingkat merokok telah menurun tajam di Australia dan di beberapa negara maju lainnya, ia mengatakan, ada peningkatan besar di China dan Indonesia, di mana 60% dari pria di sana merokok, begitu pula dengan India dan Vietnam.

    Pembicara lain dalam konferensi tersebut, yakni epidemiolog dari Universitas Nasional Australia (ANU)- Profesor Emily Banks -,adalah peneliti dari studi skala besar pertama tentang hubungan antara merokok dan kematian di Australia.

    Profesor Emily mengatakan, dua dari tiga perokok akan meninggal dunia akibat kebiasaan mereka, mempengaruhi 1,8 juta dari 2,7 juta perokok di Australia.

    “Kemungkinan itu akan menghampiri Anda,” sebutnya.

    Profesor Emily menganjurkan adanya pengenalan global terhadap langkah-langkah pengendalian tembakau yang komprehensif, seperti pajak tembakau yang tinggi seperti di Australia dan kemasan polos rokok.

    “Anda bisa beralasan untuk 100 juta itu karena tak tahu apa yang terjadi pada sebagian waktu ketika itu mulai terbentuk,” jelas Profesor Emily.

    “Kami tahu persis apa yang dilakukannya sekarang,” sambungnya.

    Tingkat merokok di antara masyarakat Aborijin tinggi
    Tingkat merokok di antara warga dewasa Australia telah jatuh dari 35% pada tahun 1980 menjadi 12-13% sekarang ini.

    Profesor Alan memperkirakan, hal itu akan turun hingga di bawah 10% pada tahun 2018. Namun, ia mengingatkan bahwa prevalensi tembakau tak lagi berlaku pada laki-laki dewasa. “Itu terdengar seperti alarm bagi kita,” katanya.

    Merokok menjadi terkonsentrasi di antara sejumlah kelompok yang kurang beruntung ketika tingkat keseluruhan-nya menurun, jelas Profesor Emily.

    Pekerjaan rumah yang harus dilakukan Australia semakin tentang mengurangi kesenjangan kesehatan.

    “Kita bicara tentang 40% dari warga dewasa Aborijin yang merokok, dalam perkiraan terakhir ini. Jadi kita benar-benar membutuhkan program berbasis komunitas yang sangat kuat untuk membantu penghentian kebiasaan merokok di antara warga Aborijin,” utaranya.

    Ia menambahkan, “Ini juga tentang mengurangi kesenjangan kesehatan karena di saat tingkat merokok turun, orang-orang miskin makin menderita.”

    Profesor Ekonomi dari Universitas Illinois di Chicago, Frank Chaloupka, mengatakan, pengendalian tembakau baik untuk ekonomi, dengan pajak rokok yang lebih tinggi dan biaya kesehatan yang berkurang.

    Ia mengatakan, Amerika Serikat saat ini menghabiskan 180 miliar dolar (atau setara Rp 2,5 kuadriliun) setiap tahunnya untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh tembakau.

    Ia menunjukkan bahwa di China, di mana tingkat merokok masih tinggi, 3,1% dari biaya perawatan kesehatan, atau 1,9% dari PDB (pendapatan domestic bruto) dihabiskan untuk penyakit akibat tembakau.

    “Biaya itu akan meningkat pesat pada tahun-tahun mendatang,” katanya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here