More

    Melihat Koleksi Kapal Nusantara di Museum Maritim Darwin

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Hany Koesumawardani

    Perahu tradisional di Museum dan Galeri Seni Northern Territory.
    Perahu tradisional di Museum dan Galeri Seni Northern Territory.

    Tak cuma di Museum Bahari Jakarta saja kapal tradisional Nusantara dipajang. Di Darwin, Anda bisa melihat kapal-kapal tradisional Nusantara di museum maritim yang merupakan bagian dari Museum dan Galeri Seni Northern Territory.

    Sejumlah jurnalis Indonesia berkesempatan mengunjungi Museum dan Galeri Seni Northern Territory di Darwin atas undangan Australia Plus ABC International pada September 2015 lalu. Nah, kapal-kapal tradisional Nusantara itu dipajang di bagian Colin-Jack Hinton Marritime Gallery.

    Ada beberapa kapal tradisional Nusantara dipajang di museum dan galeri yang terletak di pinggir pantai di Darwin itu berbentuk jukung, kano atau sampan, kapal layar dan sebagainya. Kapal-kapal Nusantara bisa dikenali dari namanya antara lain “Semanis”, “Terima Kasih”, “Jukung”, “Tujuan”, “Hati Marege”, “Karya Sama” dan “Sama Saja”.

    - Advertisement -

    Nama-nama kapal dan sejarah kapal itu juga dituliskan di papan keterangan yang dipajang di galeri maritim itu.

    Memang tak semua belasan kapal yang dipajang adalah kapal tradisional Nusantara, melainkan juga ada yang dari negara ASEAN lain seperti Vietnam dan Malaysia serta negara pasifik seperti Fiji dan Papua Nugini. Namun, kapal Nusantara mendominasi koleksi di sana.

    “Ada 12 kapal besar di sini, dan 9 di antaranya dari Indonesia, mayoritas. Ada kapal Australia, kapal pengungsi Vietnam, tapi jumlah terbesar dari Indonesia,” jelas Paul Scott Clark, kurator Museum dan Galeri Seni Northern Territory yang menerima kami.

    Master of Arts dari Charles Darwin University (CDU) yang menulis tesis tentang kapal-kapal Indonesia di museum Australia itu menambahkan, kapal Nusantara yang ada di galeri maritim ini seperti jukung dari Bali dan Madura, kano suku dayak.

    “Utamanya dari Kawasan Timur Indonesia karena itu tetangga terdekat kita,” jelas Paul Scott.

    Salah satu koleksi yang menarik adalah kapal “Hati Marege”. Kapal ini merupakan kapal yang dibuat tahun 1988 oleh pembuat kapal di Konjo, Tanah Beru, Sulawesi Selatan.

    Kapal ini dibuat untuk replika, yang mengingatkan kembali hubungan antara saudagar Makassar yang berkelana hingga pantai utara Australia sejak abad 18 sampai awal abad 20 untuk mencari teripang di wilayah yang oleh orang Makassar disebut Marege.

    Kata Marege dalam bahasa Makassar merujuk pada wilayah yang kini disebut sebagai Arnhem Land yang terletak di Northern Territory.

    “Perahu padewakang seperti “Hati Marege” itulah yang ke Australia, ada 10-20 orang di kapal, beberapa sampan dan keluar mengumpulkan teripang dan hasil laut, kemudian nge-base di pantai,” tutur Paul.

    “Hati Marege” sendiri merupakan bahasa Makassar yang berarti “Hati dari Arnhem Land”. Arnhem Land kini menjadi salah satu dari 5 wilayah Northern Territory, 500 km dari ibukota NT, Darwin. Di Arnhem Land ini banyak bermukim komunitas Aborigin. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here