More

    Lima Guru Honorer Meninggal, Presiden Jokowi Harus Lebih Manusiawi

    Guru honorer jatuh pingsan karena kelelahan saat melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, 10-12/02/2016. FOTO : Liputan6.com
    Guru honorer jatuh pingsan karena kelelahan saat melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta, 10-12/02/2016. FOTO : Liputan6.com

    Nasib guru honorer di Indonesia bagai diujung tanduk. Selama belasan tahun mengabdi dan diterpa janji-jani, guru honorer tetap saja gigit jari. Inilah yang membuat guru honorer melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta.

    Aksi demonstrasi guru honorer yang tergabung dalam Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) berlangsung selama 3 hari (10-12 Februari 2016). Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia demi menuntut kepastian nasib kepada pemimpin negeri ini. Para guru honorer tidur di di masjid, bus, pelataran parkir, dan di tempat-tempat yang bisa membuat mereka istirahat.

    Sungguh tak diduga selama memperjuangkan nasib, diantara mereka ada yang meninggal dunia selama melakukan demonstrasi. Dalam laporan FHK2I menyatakan 5 orang meninggal dunia. Ini merupakan angkat tertinggi dibandingkan dengan aksi demonstrasi dalam lima tahun terakhir di Jakarta.

    - Advertisement -

    “Selama berlangsung demonstrasi tidak ada yang meninggal dunia. Guru yang meninggal itu dalam perjalanan pergi atau pulang demo,” ungkap Titi Purwaningsih, koordinator FHK2I.

    Meski aksi menuntut kepastian nasib guru honorer telah merenggut jiwa, Presiden Jokowi tidak juga menemui para demonstran. Dengan alasan jadwal presiden sangat padat. Inilah yang membuat ribuan guru honorer kecewa berat.

    Pemerintah hanya menganggap guru honorer saat dibutuhkan. Namun, saat diminta kepastian mengangkat guru honorer jadi PNS, pemerintah selalu banyak alasan tidak menepatinya.

    (Baca Juga: Dulu Dukung Perjuangan Guru, Kini Presiden Jokowi Tak Mau Bertemu)

    “Kami mohon Pak Jokowi buat kepastian hukum angkat kami jadi PNS,” kata Titi Purwaningsih yang sudah menjadi guru honorer selama 12 tahun di Banjarnegara, Jawa Tengah, seperti dilansir Kompas.com.

    Pada September 2015, guru honorer pernah menuntut hal yang sama di depan gedung DPR/MPR. Namun hingga saat ini nasib 440 ribu guru honorer di Indonesia masih saja terkatung-katung.

    Tahun 2015 pemerintah Indonesia berjanji akan membuat skema pengangkatan guru honorer. Pemerintah merinci biaya guru honorer diangkat jadi PNS dengan golongan III-A yakni sebesar Rp 34 triliun per tahun. Pemerintah berjanji akan mengangkat puluhan ribu guru honorer secara bertahap.

    Kini pemerintah Indonesia kembali membuat peraturan, guru honorer bisa jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bila mau ditempatkan di daerah pelosok Indonesia.

    Pak Presiden Jokowi yang terhormat, ayolah berbuat lebih manusiawi terhadap nasib guru honorer di Indonesia. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here