More

    Rektor Unisba : Kami Mengajarkan Islam Rahmatan Lil Alamin

    Prof.Dr.dr.M. Thaufiq S. Boesoirie, Rektor Unisba. Foto : Fauzan
    Prof.Dr.dr.M. Thaufiq S. Boesoirie, Rektor Unisba. Foto : Fauzan

    BANDUNG, KabarKampus – Bagi Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba), dugaan yang diberikan kepada Rudi Jaelani, alumni FEB Unisba sebagai milisi ISIS masih terlalu prematur. Hal itu karena belum ada bukti yang jelas dari pihak yang menyebarkan dokumen Rudi Jaelani dan juga pemerintah.

    “Ketika akun twitter yang menyebarkan dokumen tersebut belum membuktikan dan menunjukkan wajah dan identitas yang jelas dari warga negara Indonesia yang tewas di Suriah, bagi kami masih terlalu prematur mengatakan Rudi Jaelani sebagai ISIS,” kata Prof.Dr.dr.M. Thaufiq S. Boesoirie, Rektor Unisba di Unisba, Selasa, (08/03/2016).

    Meski belum jelas status Rudi Jaelani tersebut, Rektor menegaskan, Unisba tidak pernah mengajarkan radikalisme kepada mahasiswa. Selama ini yang mereka ajarkan adalah Islam Rahmatan Lil Alamin sebagaimana yang dibawa Rasulullah.

    - Advertisement -

    (Baca Juga: Rudi Jaelani Pamit ke luar Negeri Cari Uang Untuk Biaya Pernikahan)

    “Kami mendidik mahasiswa Unisba sebagai sarjana yang rahmatan lil lamin. Program pendidikan keagamaan kami buat sedemikian rupa. Bahkan tidak ada perguruan tinggi dengan Prodi umum yang memberikan pendidikan agama Islam sebanyak Unisba,” ungkapnya.

    Menurutnya, pendidikan agama Islam di Unisba diberikan selama tujuh semester. Mahasiswa juga diwajibkan mengikuti pesantren selama satu Minggu di Ciburial. Program pesantren ini diberikan kepada mahasiswa baru dan mahasiswa yang akan sarjana. Bahkan di Fakultas Kedokteran ada pesantren calon dokter.

    “Inti dari pendidikan yang kami berikan begitu lama adalah Islam rahmatan lil lamin. Konsep ini sudah kami berikan sejak lama,” jelas Rektor.

    Rektor mengatakan, pihak Unisba sendiri sudah berusaha sekuat tenaga membantu pemerintah dalam menangkal radikalisme dengan program yang dirancang. Bahkan banyak perguruan tinggi termasuk dari Malaysia meminta Unisba berbagi pengalaman memberikan pendidikan agama Islam untuk Prodi yang bukan khusus mengajarkan agama Islam.

    “Saya yakin, Unisba sudah berbuat semaksimal mungkin mencegah radikalisme. Seandainya yang bersangkutan terkait dengan jaringan ISIS, itu diluar jangkauan kami. Karena tidak mungkin 1200 mahasiswa Unisba yang lulus setiap tahunnya bisa kami awasi semua,” jelas dosen Fakultas Kedokteran ini.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here