ABC AUSTRALIA NETWORK
Farid M. Ibrahim

Seniman Indonesia yang bermukim di Melbourne, Rani Pramesti, kembali menggelar karya yang menggali sejarah kehidupan keluarga. Lewat Sedih//Sunno, Rani kali ini mengajak audiensnya untuk “Mendengarkan Kesedihan”.
Sedih//Sunno merupakan kolaborasi Rani dengan Ria Soemardjo, Shivanjani Lal dan Kei Murakami melalui Festival Next Wave 2016, yang akan digelar selama 10 hari mulai 5 Mei mendatang di Artshouse Melbourne.
Keempat seniman ini akan mengiringi para pengunjung melalui balutan pusaka berharga untuk mengungkapkan warisan yang tersembunyi. Pusaka itu berupa koleksi batik diharapkan akan menciptakan ruang yang akrab, sehingga kenangan pun mengendap saat bersentuhan dengan ritual, musik dan gerak.
Sedih // Sunno (‘Sunno’ adalah bahasa India logat Fiji) menjanjikan pengalaman kontemplatif dan mencerahkan. Rani sebagai artis utama dengan latar belakangnya sebagai pekerja sosial dan seniman pertunjukan, berusaha menciptakan produksi yang puitis atas tema yang sering disembunyikan dan didiamkan. Yaitu, pelecehan seksual anak-anak.
Saat berkunjung ke Jawa beberapa waktu lalu, Rani Pramesti mendengar bahwa ibunya pernah mengalami hal itu saat masih berusia delapan tahun. Karena tergerak oleh kesediaan ibunya untuk membuka luka lama tersebut, Rani dan timnya pun mengembangkan pertunjukan yang bermaksud mengundang orang untuk “mendengarkan kesedihan”.
Nantinya dalam pertunjukan ini audiens akan terlibat dalam ritual termasuk membunyikan lonceng di bawah air, melipat kain batik, serta upacara minum teh. Terbuka kemungkinan kisah personal akan mengundang percakapan ke arah terjadinya transormasi melalui trauma.
“Tujuan saya adalah mengubah pengalaman pahit dan kesedihan ibu saya itu menjadi kemungkinan terjadinya penyembuhan lintasgenerasi,” ujar Rani kepada wartawan ABC Farid M. Ibrahim.
“Selain itu, juga untuk mendorong perempuan dari berbagai budaya dan generasi untuk berbagi pengalaman masing-masing, meskipun hal itu akan sangat berat dan penuh tantangan,” jelas Rani.
Pertunjukan ini dirancang dengan pengunjung yang akan memasuki area pertunjukan dalam kelompok 12 orang. Mereka kemudian akan berkeliling ruang transformatif yang dihiasi kain batik warisan keluarga Rani.
Seniman lainnya Ria Soemardjo, musisi dan penyanyi, akan menyiapkan musik dan vokal dengan inspirasi Jawa, sedangkan seniman Kei Murakami akan menata pencahayaan yang menggugah.
“Sedhi // Sunno merupakan contoh paling menarik dari pertunjukan independen di Australia. Festival kami, Next Wave, sangat senang bisa mendapatkan pertunjukan yang sangat menyentuh ini,” ujar Direktur Artistik Next Wave Festival Georgie Meagher.
Sedih // Sunno sekaligu menjadi produksi perdana Rani P Collaborations, perusahaan pertunjukan yang dibentuk Rani.
Karya Rani Pramesti sebelumnya bertajuk Chinese Whispers memenangkan Melbourne Fringe Festival Award for Best Live Art tahun 2014 serta Kultour’s Innovation in Culturally Diverse Practice Award.
Kini, pertunjukan Sedih // Sunno mendapat dukungan dari Australia Council for the Arts, Creative Victoria serta Besen Family Foundation. []